MALANGTIMES - Polemik yang muncul akibat kegiatan buka bersama (bukber) dengan sajian minuman keras (miras) yang digelar Oppo Malang di Hotel Atria masih terus berlanjut. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kecewa karena manajemen Oppo terkesan saling lempar tanggung jawab.
Bahkan, Wali Kota Malang Sutiaji menyebut kejadian tersebut mencoreng nama baik Kota Malang sekaligus memunculkan sentimen negatif antarumat beragama. Sutiaji menuntut agar segera ada klarifikasi dan permintaan maaf dari Oppo Malang kepada masyarakat. "Kami tidak mau ada yang ditutup-tutupi karena masyarakat semakin gerah kan," tegas Sutiaji.
Dia mengaku sempat berkomunikasi dengan jajaran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang. Yang mengejutkan, viralnya video itu memunculkan saling tuding antarumat beragama.
"Saat pertemuan dengan FKUB, mereka lapor kalau sekarang juga ada suara sumbang di masyarakat. Ada omongan, itu paling orang Kristen," ujarnya. "Padahal mohon maaf, orang Kristen kan belum tentu juga. Jadinya suudzon (berpikiran negatif) terhadap orang nonmuslim. Itu yang kami jaga jangan sampai terjadi," lanjut Pak Aji, sapaan akrabnya.
Sutiaji mengungkapkan bahwa kejadian tersebut menimbulkan gejolak sosial dan merusak citra Kota Malang yang kondusif. "Kejadian ini merugikan Kota Malang yang selama ini sudah kondusif. Antarumat beragama sama sekali tidak ada masalah. Terus ini kan saling suudzon," ucapnya.
Oleh karena itu, Pemkot Malang menuntut manajemen Oppo untuk memberi kejelasan. Terlebih, kasus ini juga masih mungkin bergulir ke ranah hukum. "Saat ini masih banyak tuntutan masyarakat dan ada juga yang mau melaporkan lagi ke polisi," ungkapnya.
Hari ini (21/5/2019) pihak manajemen Oppo Malang bersama perwakilan Oppo Indonesia sempat datang ke Balai Kota Malang. Namun, pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Wasto itu dinilai belum tuntas. Pasalnya, ada kesan saling lempar tanggung jawab atas kejadian itu. "Panitia dengan manajemen dari Jakarta tadi menemui Pak Sekda. Yang datang beralasan tidak tahu peristiwa pastinya karena dia keluar masuk ruangan," tuturnya.
Namun, pihak Pemkot Malang tidak menerima alasan tersebut. "Jelas kami, kami tidak menerima alasan itu. Saya minta detailnya. Kan sebenarnya juga ada CCTV siapa yang mengeluarkan. Dia minta waktu hari ini dia akan menjelaskan kejadiannya bagaimana," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian buka bersama yang menyuguhkan minuman keras yang digelar Oppo Malang menuai kecaman berbagai pihak. Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Malang juga mengadukan secara resmi kejadian tersebut sebagai kasus penodaan agama. Organisasi masyarakat (ormas) muslim Jama'ah Ansharu Syari'ah (JAS) Malang juga sempat mendatangi kantor Oppo Malang di Jalan Soekarno-Hatta.
MALANGTIMES - Polemik yang muncul akibat kegiatan buka bersama (bukber) dengan sajian minuman keras (miras) yang digelar Oppo Malang di Hotel Atria masih terus berlanjut. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kecewa karena manajemen Oppo terkesan saling lempar tanggung jawab.
Bahkan, Wali Kota Malang Sutiaji menyebut kejadian tersebut mencoreng nama baik Kota Malang sekaligus memunculkan sentimen negatif antarumat beragama. Sutiaji menuntut agar segera ada klarifikasi dan permintaan maaf dari Oppo Malang kepada masyarakat. "Kami tidak mau ada yang ditutup-tutupi karena masyarakat semakin gerah kan," tegas Sutiaji.
Dia mengaku sempat berkomunikasi dengan jajaran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang. Yang mengejutkan, viralnya video itu memunculkan saling tuding antarumat beragama.
"Saat pertemuan dengan FKUB, mereka lapor kalau sekarang juga ada suara sumbang di masyarakat. Ada omongan, itu paling orang Kristen," ujarnya. "Padahal mohon maaf, orang Kristen kan belum tentu juga. Jadinya suudzon (berpikiran negatif) terhadap orang nonmuslim. Itu yang kami jaga jangan sampai terjadi," lanjut Pak Aji, sapaan akrabnya.
Sutiaji mengungkapkan bahwa kejadian tersebut menimbulkan gejolak sosial dan merusak citra Kota Malang yang kondusif. "Kejadian ini merugikan Kota Malang yang selama ini sudah kondusif. Antarumat beragama sama sekali tidak ada masalah. Terus ini kan saling suudzon," ucapnya.
Oleh karena itu, Pemkot Malang menuntut manajemen Oppo untuk memberi kejelasan. Terlebih, kasus ini juga masih mungkin bergulir ke ranah hukum. "Saat ini masih banyak tuntutan masyarakat dan ada juga yang mau melaporkan lagi ke polisi," ungkapnya.
Hari ini (21/5/2019) pihak manajemen Oppo Malang bersama perwakilan Oppo Indonesia sempat datang ke Balai Kota Malang. Namun, pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Wasto itu dinilai belum tuntas. Pasalnya, ada kesan saling lempar tanggung jawab atas kejadian itu. "Panitia dengan manajemen dari Jakarta tadi menemui Pak Sekda. Yang datang beralasan tidak tahu peristiwa pastinya karena dia keluar masuk ruangan," tuturnya.
Namun, pihak Pemkot Malang tidak menerima alasan tersebut. "Jelas kami, kami tidak menerima alasan itu. Saya minta detailnya. Kan sebenarnya juga ada CCTV siapa yang mengeluarkan. Dia minta waktu hari ini dia akan menjelaskan kejadiannya bagaimana," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian buka bersama yang menyuguhkan minuman keras yang digelar Oppo Malang menuai kecaman berbagai pihak. Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Malang juga mengadukan secara resmi kejadian tersebut sebagai kasus penodaan agama. Organisasi masyarakat (ormas) muslim Jama'ah Ansharu Syari'ah (JAS) Malang juga sempat mendatangi kantor Oppo Malang di Jalan Soekarno-Hatta.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Buka Bersama Pakai Miras Oppo Malang Munculkan Sentimen Negatif Agama - Malang Times NEWS"
Post a Comment