Search

Inflasi di Kota Malang Tercatat 0,35 Persen, TPID Sebut Tak Sesuai dengan Prediksi Angka Awal - Tribun Jatim

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,35 persen pada periode Mei 2019. Angka tersebut berada di bawah perdiksi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang memperkirakan inflasi sebesar 0,40 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Sunaryo mengungkapkan bahwa komoditas angkutan udara memberi andil penghambat inflasi sebesar -0,015 persen.

"Ada penurunan harga tiket angkutan udara sebesar 0,5 persen, dan ini pengaruhnya besar sekali," ujar Sunaryo dalam keterangan resmi.

Mei 2019 Jatim Mengalami Inflasi Sebesar 0,29 Persen, Inflasi Tertinggi Terjadi di Kabupaten Sumenep

Selain tiket pesawat, penurunan harga bawang merah sebesar 9,84 persen juga memberi andil sebesar -0,04 persen. Disusul oleh komoditas sayuran seperti kacang panjang, cabai rawit, juga sembako.

"Harga emas perhiasan, tarif kereta api, bandeng/bolu, dan pasta gigi juga turun dan masuk dalam 10 komoditas utama penghambat inflasi," urainya.

kenaikan harga bahan makanan juga mempengaruhi inflasi dan memberi andil sebesar 1,23 persen. Disusul kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,95 persen.

Stok Bahan Pokok Jelang Lebaran Aman, Pemprov Jatim Sukses Turunkan Angka Inflasi

Sementara kelompok makanan jadi, minuman dan rokok/tembakau sebanyak 0,16 persen.

Pada Mei 2019, inflasi Kota Malang berada di urutan kelima di Jawa Timur. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,68 persen, disusul Jember 0,64 persen, Madiun 0,61 persen, dan Banyuwangi 0,46.

"Di Jatim tercatat inflasi 0,27 persen, jauh dari angka nasional yang mencapai 0,68 persen," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua TPID Kota Malang Azka Subhan Aminurridho menilai, kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menurunkan tarif angkutan udara ternyata berhasil menekan inflasi.

"Kebijakan Kemenhub menurunkan tarif pesawat secara tiba-tiba itu ada dua spekulasi. Angkutan udara ini bisa menekan inflasi atau tidak, dan ternyata terbukti bisa," ujarnya.

Dijelaskan Azka yang juga menjabat Kepala BI Malang ini, sebelumnya TPID memprediksi inflasi di angka 0,55 persen. Lalu ada revisi jadi 0,40 persen setelah ada penurunan TBA tiket pesawat.

Azka menilai bahwa angka inflasi di Kota Malang masih terjaga sehingga ada tren positif pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, inflasi 0.35 persen masih dalam kategori wajar.

(Benni Indo)

Let's block ads! (Why?)

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,35 persen pada periode Mei 2019. Angka tersebut berada di bawah perdiksi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang memperkirakan inflasi sebesar 0,40 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Sunaryo mengungkapkan bahwa komoditas angkutan udara memberi andil penghambat inflasi sebesar -0,015 persen.

"Ada penurunan harga tiket angkutan udara sebesar 0,5 persen, dan ini pengaruhnya besar sekali," ujar Sunaryo dalam keterangan resmi.

Mei 2019 Jatim Mengalami Inflasi Sebesar 0,29 Persen, Inflasi Tertinggi Terjadi di Kabupaten Sumenep

Selain tiket pesawat, penurunan harga bawang merah sebesar 9,84 persen juga memberi andil sebesar -0,04 persen. Disusul oleh komoditas sayuran seperti kacang panjang, cabai rawit, juga sembako.

"Harga emas perhiasan, tarif kereta api, bandeng/bolu, dan pasta gigi juga turun dan masuk dalam 10 komoditas utama penghambat inflasi," urainya.

kenaikan harga bahan makanan juga mempengaruhi inflasi dan memberi andil sebesar 1,23 persen. Disusul kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,95 persen.

Stok Bahan Pokok Jelang Lebaran Aman, Pemprov Jatim Sukses Turunkan Angka Inflasi

Sementara kelompok makanan jadi, minuman dan rokok/tembakau sebanyak 0,16 persen.

Pada Mei 2019, inflasi Kota Malang berada di urutan kelima di Jawa Timur. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,68 persen, disusul Jember 0,64 persen, Madiun 0,61 persen, dan Banyuwangi 0,46.

"Di Jatim tercatat inflasi 0,27 persen, jauh dari angka nasional yang mencapai 0,68 persen," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua TPID Kota Malang Azka Subhan Aminurridho menilai, kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menurunkan tarif angkutan udara ternyata berhasil menekan inflasi.

"Kebijakan Kemenhub menurunkan tarif pesawat secara tiba-tiba itu ada dua spekulasi. Angkutan udara ini bisa menekan inflasi atau tidak, dan ternyata terbukti bisa," ujarnya.

Dijelaskan Azka yang juga menjabat Kepala BI Malang ini, sebelumnya TPID memprediksi inflasi di angka 0,55 persen. Lalu ada revisi jadi 0,40 persen setelah ada penurunan TBA tiket pesawat.

Azka menilai bahwa angka inflasi di Kota Malang masih terjaga sehingga ada tren positif pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, inflasi 0.35 persen masih dalam kategori wajar.

(Benni Indo)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Inflasi di Kota Malang Tercatat 0,35 Persen, TPID Sebut Tak Sesuai dengan Prediksi Angka Awal - Tribun Jatim"

Post a Comment

Powered by Blogger.