SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sepanjang Januari hingga Mei 2019, telah terjadi 25 kasus kebakaran di Kota Malang. Kasus kebakaran paling parah, terjadi di gudang mainan di Jalan Karya Timur, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Plt Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, Antonio Viera mengatakan kasus kebakaran di kota tersebut didominasi terjadi di rumah tangga akibat korsleting listrik.
Total kerugian yang dialami dari musibah kebakaran sejak Januari hingga Juni 2019 ditaksir mencapai Rp 2 miliar.
"Yang kebakaran di Karya Timur kemarin saja itu sudah Rp 250 juta. Besar kerugiannya," ucapnya.
Ia menambahkan kendala yang dihadapi petugas saat memadamkan api adalah ketidaktersediaan sumber air atau hidrant di Kota Malang. Saat memadamkan api di Karya Timur misalnya, petugas PMK harus meminta bantuan kepada Kabupaten Malang dan pabrik Bentoel di Kecamatan Singosari.
"Idealnya Malang ini harus punya 30 hidrant aktif. Tapi saat ini ada 20 lebih dan yang aktif hanya 19," kata dia.
Antonio mengatakan sarana prasarana yang dimiliki UPT PMK Kota Malang saat ini berjumlah sembilan mobil PMK. Dengan pertumbuhan gedung tinggi yang cukup pesat, dibutuhkan mobil PMK yang bisa menjangkau jika kebakaran terjadi.
"Kalau dari sarana dan prasarana cukup, tapi kami butuh mobil PMK untuk gedung tinggi. Itu saja yang belum kami punya," ujarnya.
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sepanjang Januari hingga Mei 2019, telah terjadi 25 kasus kebakaran di Kota Malang. Kasus kebakaran paling parah, terjadi di gudang mainan di Jalan Karya Timur, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Plt Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang, Antonio Viera mengatakan kasus kebakaran di kota tersebut didominasi terjadi di rumah tangga akibat korsleting listrik.
Total kerugian yang dialami dari musibah kebakaran sejak Januari hingga Juni 2019 ditaksir mencapai Rp 2 miliar.
"Yang kebakaran di Karya Timur kemarin saja itu sudah Rp 250 juta. Besar kerugiannya," ucapnya.
Ia menambahkan kendala yang dihadapi petugas saat memadamkan api adalah ketidaktersediaan sumber air atau hidrant di Kota Malang. Saat memadamkan api di Karya Timur misalnya, petugas PMK harus meminta bantuan kepada Kabupaten Malang dan pabrik Bentoel di Kecamatan Singosari.
"Idealnya Malang ini harus punya 30 hidrant aktif. Tapi saat ini ada 20 lebih dan yang aktif hanya 19," kata dia.
Antonio mengatakan sarana prasarana yang dimiliki UPT PMK Kota Malang saat ini berjumlah sembilan mobil PMK. Dengan pertumbuhan gedung tinggi yang cukup pesat, dibutuhkan mobil PMK yang bisa menjangkau jika kebakaran terjadi.
"Kalau dari sarana dan prasarana cukup, tapi kami butuh mobil PMK untuk gedung tinggi. Itu saja yang belum kami punya," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selama Januari - Mei 2019, Terjadi 25 Kasus Kebakaran di Kota Malang - Surya Malang"
Post a Comment