SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pada hari terakhir Festival Panji Nusantara, tontonan tarian daerah menjadi magnet para pengunjung di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang, Jumat (12/7/2019).
Sejak siang hingga sore hari, ditampilkan sejumlah tarian daerah seperti Reog, Jaranan dan Bantengan.
Tarian dibawakan oleh para seniman asal Kota Malang. Syahrial Fauzi, seorang pengunjung merasa senang bisa melihat tarian tradisional.
Katanya, di era modern saat ini sangat jarang ditemui tarian-tarian daerah. Tarian daerah menurutnya hanya muncul di acara-acara tertentu.
"Jadi kalau tidak datang ke acara itu, ya tidak bisa lihat," ujar Fauzi.
• Inilah Agenda Festival Panji Nusantara di Taman Krida Budaya, Kota Malang sampai 12 Juli 2019
• Kemeriahan Festival Panji Nusantara Candi Penataran Blitar, Tampilkan Penari dari Berbagai Daerah
• Kontingen Festival Panji Belajar Cerita Panji Langsung di Relief Candi Mirigambar Tulungagung
Fauzi datang bersama temannya. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Malang itu pu berharap, acara kebudayaan seperti Festival Panji bisa menjadi sarana edukasi kepada generasi muda.
Bambang Supriadi, pimpinan Sanggar Sardulo Djojo dari Sukun, Kota Malang menjelaskan, dirinya membawa puluhan peserta untuk menari Reog Ponorogo. Bambang merasa senang mendapat kesempatan tampil di acara Festival Panji.
Katanya, Reog Ponorogo juga bagian yang tidak terpisahkan dari Cerita Panji. Oleh sebab itu, di kesempatan Festival Panji Nusantara kali ini, ia tidak ingin ketinggalan kesempatan menampilkan tarian Reog Ponorogo.
Lantas, bagaimana Bambang mengedukasi cerita Panji kepada anak-anak muda?
Dijelaskan Bambang, penarinya adalah para anak-anak muda. Mulai dari level pelajar hingga mahasiswa. Sebelum mereka bergabung dan menari bersama sanggar, para anak-anak muda diberitahu terlebih dahulu sejarah dan nilai-nilai filosofi Reog Ponorogo.
"Supaya mereka bisa mengetahui. Kalau begitu kan biaa menjiwai ketika menari," ungkapnya.
Diceritakan Bambang, cerita terciptanya Reog juga tidak terlepas dari kisah Panji. Di mana diceritakan sosok Kelana Sewandana yang mempersunting Putri Songgo Langit dari Kediri.
Kemudian sang putri meminta persyaratan yakni manusia kepala dua. Singkat cerita, terciptalah kepala singa yang dipadu dengan merak.
Tidak hanya Reog Ponorogo, beberapa tarian daerah lainnya juga masihberat kaitannya dengan kisah Panji. Bambang berharap, festival Panji bisa terus diselenggarakan karena menjadi sarana edikasi yang tepat.

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pada hari terakhir Festival Panji Nusantara, tontonan tarian daerah menjadi magnet para pengunjung di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang, Jumat (12/7/2019).
Sejak siang hingga sore hari, ditampilkan sejumlah tarian daerah seperti Reog, Jaranan dan Bantengan.
Tarian dibawakan oleh para seniman asal Kota Malang. Syahrial Fauzi, seorang pengunjung merasa senang bisa melihat tarian tradisional.
Katanya, di era modern saat ini sangat jarang ditemui tarian-tarian daerah. Tarian daerah menurutnya hanya muncul di acara-acara tertentu.
"Jadi kalau tidak datang ke acara itu, ya tidak bisa lihat," ujar Fauzi.
• Inilah Agenda Festival Panji Nusantara di Taman Krida Budaya, Kota Malang sampai 12 Juli 2019
• Kemeriahan Festival Panji Nusantara Candi Penataran Blitar, Tampilkan Penari dari Berbagai Daerah
• Kontingen Festival Panji Belajar Cerita Panji Langsung di Relief Candi Mirigambar Tulungagung
Fauzi datang bersama temannya. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Malang itu pu berharap, acara kebudayaan seperti Festival Panji bisa menjadi sarana edukasi kepada generasi muda.
Bambang Supriadi, pimpinan Sanggar Sardulo Djojo dari Sukun, Kota Malang menjelaskan, dirinya membawa puluhan peserta untuk menari Reog Ponorogo. Bambang merasa senang mendapat kesempatan tampil di acara Festival Panji.
Katanya, Reog Ponorogo juga bagian yang tidak terpisahkan dari Cerita Panji. Oleh sebab itu, di kesempatan Festival Panji Nusantara kali ini, ia tidak ingin ketinggalan kesempatan menampilkan tarian Reog Ponorogo.
Lantas, bagaimana Bambang mengedukasi cerita Panji kepada anak-anak muda?
Dijelaskan Bambang, penarinya adalah para anak-anak muda. Mulai dari level pelajar hingga mahasiswa. Sebelum mereka bergabung dan menari bersama sanggar, para anak-anak muda diberitahu terlebih dahulu sejarah dan nilai-nilai filosofi Reog Ponorogo.
"Supaya mereka bisa mengetahui. Kalau begitu kan biaa menjiwai ketika menari," ungkapnya.
Diceritakan Bambang, cerita terciptanya Reog juga tidak terlepas dari kisah Panji. Di mana diceritakan sosok Kelana Sewandana yang mempersunting Putri Songgo Langit dari Kediri.
Kemudian sang putri meminta persyaratan yakni manusia kepala dua. Singkat cerita, terciptalah kepala singa yang dipadu dengan merak.
Tidak hanya Reog Ponorogo, beberapa tarian daerah lainnya juga masihberat kaitannya dengan kisah Panji. Bambang berharap, festival Panji bisa terus diselenggarakan karena menjadi sarana edikasi yang tepat.

Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aneka Tarian Daerah Ramaikan Penutupan Festival Panji Nusantara di Kota Malang - Surya Malang"
Post a Comment