MALANG, KOMPAS.com - Puti Guntur Soekarno dan Emil Elestianto Dardak sama-sama berkunjung ke wilayah Malang, Selasa (20/2/2018). Calon wakil gubernur Jawa Timur tersebut mengunjungi sejumlah tempat keramaian, di antaranya pasar tradisional.
Puti yang didampingi Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari mengunjungi Pasar Tradisional Oro-oro Dowo, Kota Malang. Sedangkan Emil yang didampingi istrinya, Arumi Bachsin mengunjungi Pasar Besar Kota Malang.
Di Pasar Oro-oro Dowo, Puti menyempatkan diri menyapa para pedagang. Calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul itu juga sempat menyicipi dan membeli dagangan di pasar tersebut.
Puti lalu memuji konsep pasar tersebut. Menurutnya, Pasar Oro-oro Dowo adalah pasar tradisional dengan pengelolaan yang modern.
"Jadi pengelolaannya secara profesional dan modern manajemennya. Kan ini juga memberikan nilai tambah kepada para pedagang. Barang-barang yang dijualnya juga berkualitas," katanya.
(Baca juga : Kunjungi Pabrik Rokok, Puti Soroti Pendidikan Anak Pekerja )
Ia mengatakan, Pasar Oro-oro Dowo merupakan pasar yang sudah berdiri lama namun mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, pasar harus memberikan kenyamanan antara penjual dan pembeli.
"Semua saya tanya, rata-rata mereka sudah berjualan ada yang 40 tahun, 30 tahun. Memang ini kan pasarnya sebenarnya pasar lama. Tapi mengikuti perkembangan zaman. Tidak menjadi mall atau super market dan lain sebagainya. Tetap konsep tradisionalnya dijaga," ungkapnya.
"Tempat bertemunya segala lapisan masyarakat. Tetapi pengelolaannya dibuat begitu sangat modern dan profesional dan nyaman. Ini yang penting. Supaya baik penjual maupun pembeli bisa nyaman berinteraksi," paparnya.
Hal yang sama dilakukan Emil di Pasar Besar. Di pasar itu, Emil menyapa para pedagang. Termasuk menerima keluhan dari para pedagang tentang menurunnya jumlah kunjungan.
"Tadi saya ketemu dengan ketua paguyuban, secara sporadis ketemu dengan masing-masing dari pemilik toko. Memang setelah kebakaran, terjadi penurunan jumlah pengunjung. Ada satu departemen store yang besar juga pindah, memengaruhi juga," katanya.
(Baca juga : Menangkan Gus Ipul-Puti Soekarno, Banteng Muda PDI-P Siapkan Serangan Udara )
Menurutnya, pasar itu merupakan kewenangan Pemerintah Kota Malang. Namun pemerintah provinsi bisa mendorong untuk memajukan pengelolaan pasar. Seperti memberikan insentif bagi para pedagang.
"Pemerintah provinsi bisa memberikan dukungan agar wali kota berikutnya bisa lebih terbantu dalam melakukan pembenahan pasar ini. Ini lah yang kita coba," katanya.
"Seperti misalnya kalau kios itu akan ada tambahan yang bisa dibeli atau dicicil jangka panjang pembiayaannya bisa dari bank BUMD provinsi atau pemerintah provinsi memfasilitasi pembiayaan. Inilah yang kita sebut, koordinatif, dan insentif. Pemerintah provinsi bisa memberikan insentif," jelasnya.
Rencananya, ia akan mengembangkan pasar tradisional dengan pola Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu untuk memberikan kenyamanan kepada para pembeli dan penjual.
"Kalau pasar tradisional saya sudah bekerjasama dengan Kementrian Perdagangan. Kita mengembangkan pasar tentunya ada SNI. Ada standar Nasional bagaimana pasar dari sisi sirkulasi udara, pergerakan barang, penempatan antara basah, zonasi, dan sebagainya yang mengikuti standar," ungkapnya.
Selain mengunjungi pasar, keduanya juga mengunjungi lokasi-lokasi lainnya di Malang. Puti Guntur Soekarno mendatangi Gereja Katedral Ijen, Kota Malang sebelum ke Pasar Oro-oro Dowo.
Sementara Emil terlebih dahulu mengunjungi Pasar Lawang dan sentra produksi Kripik Tempe Sanan sebelum ke Pasar Besar.
KPU Provinsi Jawa Timur menetapkan pasangan calon Pilkada Jawa Timur 2018. Penetapan pasangan calon hanya dihadiri tim pemenangan.
MALANG, KOMPAS.com - Puti Guntur Soekarno dan Emil Elestianto Dardak sama-sama berkunjung ke wilayah Malang, Selasa (20/2/2018). Calon wakil gubernur Jawa Timur tersebut mengunjungi sejumlah tempat keramaian, di antaranya pasar tradisional.
Puti yang didampingi Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari mengunjungi Pasar Tradisional Oro-oro Dowo, Kota Malang. Sedangkan Emil yang didampingi istrinya, Arumi Bachsin mengunjungi Pasar Besar Kota Malang.
Di Pasar Oro-oro Dowo, Puti menyempatkan diri menyapa para pedagang. Calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul itu juga sempat menyicipi dan membeli dagangan di pasar tersebut.
Puti lalu memuji konsep pasar tersebut. Menurutnya, Pasar Oro-oro Dowo adalah pasar tradisional dengan pengelolaan yang modern.
"Jadi pengelolaannya secara profesional dan modern manajemennya. Kan ini juga memberikan nilai tambah kepada para pedagang. Barang-barang yang dijualnya juga berkualitas," katanya.
(Baca juga : Kunjungi Pabrik Rokok, Puti Soroti Pendidikan Anak Pekerja )
Ia mengatakan, Pasar Oro-oro Dowo merupakan pasar yang sudah berdiri lama namun mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, pasar harus memberikan kenyamanan antara penjual dan pembeli.
"Semua saya tanya, rata-rata mereka sudah berjualan ada yang 40 tahun, 30 tahun. Memang ini kan pasarnya sebenarnya pasar lama. Tapi mengikuti perkembangan zaman. Tidak menjadi mall atau super market dan lain sebagainya. Tetap konsep tradisionalnya dijaga," ungkapnya.
"Tempat bertemunya segala lapisan masyarakat. Tetapi pengelolaannya dibuat begitu sangat modern dan profesional dan nyaman. Ini yang penting. Supaya baik penjual maupun pembeli bisa nyaman berinteraksi," paparnya.
Hal yang sama dilakukan Emil di Pasar Besar. Di pasar itu, Emil menyapa para pedagang. Termasuk menerima keluhan dari para pedagang tentang menurunnya jumlah kunjungan.
"Tadi saya ketemu dengan ketua paguyuban, secara sporadis ketemu dengan masing-masing dari pemilik toko. Memang setelah kebakaran, terjadi penurunan jumlah pengunjung. Ada satu departemen store yang besar juga pindah, memengaruhi juga," katanya.
(Baca juga : Menangkan Gus Ipul-Puti Soekarno, Banteng Muda PDI-P Siapkan Serangan Udara )
Menurutnya, pasar itu merupakan kewenangan Pemerintah Kota Malang. Namun pemerintah provinsi bisa mendorong untuk memajukan pengelolaan pasar. Seperti memberikan insentif bagi para pedagang.
"Pemerintah provinsi bisa memberikan dukungan agar wali kota berikutnya bisa lebih terbantu dalam melakukan pembenahan pasar ini. Ini lah yang kita coba," katanya.
"Seperti misalnya kalau kios itu akan ada tambahan yang bisa dibeli atau dicicil jangka panjang pembiayaannya bisa dari bank BUMD provinsi atau pemerintah provinsi memfasilitasi pembiayaan. Inilah yang kita sebut, koordinatif, dan insentif. Pemerintah provinsi bisa memberikan insentif," jelasnya.
Rencananya, ia akan mengembangkan pasar tradisional dengan pola Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu untuk memberikan kenyamanan kepada para pembeli dan penjual.
"Kalau pasar tradisional saya sudah bekerjasama dengan Kementrian Perdagangan. Kita mengembangkan pasar tentunya ada SNI. Ada standar Nasional bagaimana pasar dari sisi sirkulasi udara, pergerakan barang, penempatan antara basah, zonasi, dan sebagainya yang mengikuti standar," ungkapnya.
Selain mengunjungi pasar, keduanya juga mengunjungi lokasi-lokasi lainnya di Malang. Puti Guntur Soekarno mendatangi Gereja Katedral Ijen, Kota Malang sebelum ke Pasar Oro-oro Dowo.
Sementara Emil terlebih dahulu mengunjungi Pasar Lawang dan sentra produksi Kripik Tempe Sanan sebelum ke Pasar Besar.
KPU Provinsi Jawa Timur menetapkan pasangan calon Pilkada Jawa Timur 2018. Penetapan pasangan calon hanya dihadiri tim pemenangan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di Malang, Puti dan Emil Sama-sama Kunjungi Pasar Tradisional"
Post a Comment