SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pemkot Malang menyelenggarakan Festival Jaranan Malang 2018 di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Kota Malang, Minggu (2/12/2018). Festival ini sebagai ajang mewujudkan seni tradisi sebagai seni pertunjukan.
Pemkot Malang sengaja menyelenggarakan acara tersebut agar seni tradisi jaranan dapat dinikmati bukan hanya di lapangan terbuka saja, melainkan juga ruang khusus. Mengingat, seni tradisi saat ini begitu banyak digandrungi oleh wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Kota Malang, Agung Harjaya Buana menjelaskan, seni pertunjukan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga, sederet seni pertunjukan dapat menjadi salah satu amunisi untuk membuat wisatawan datang ke Malang. Salah satunya adalah jaranan.
"Festival Jaranan ini sempat vacum beberapa saat, dan baru tahun lalu kembali diadakan. Tahun ini antusiasnya juga sangat luar biasa," katanya, Minggu (2/12/2018).
Dengan antusias yang luar biasa itu, menurutnya Festival Jaranan tidak hanya akan rutin digelar setiap tahun. Melainkan juga akan dibuat lebih besar lagi, dengan panggung yang lebih megah.
Berdasarkan peraturan Gubernur Jswa Timur Nomor 25 Tahun 2018, setiap unsur wisata seperti hotel dan rumah makan atau restoran wajib bekerjasama dengan UKM dari sektor pariwisata, baik dalam segi produk ataupun seni pertunjukan. Dengan begitu, berbagai produk dan seni pertunjukan khas daerah dapat terus dinikmati.
"Seperti hotel-hotel berbintang penilainnya juga dari sana. Itu sebabnya sekarang adakbanyak hotel yang menyediakan tempat khusus untuk produk UKM. Selain itu ada juga yang rutin menggelar seni pertunjukan. Harapannya, jaranan yang identik dengan pertunjukan di lapangan ini dapat masuk ke hotel dan rumah makan sebagai seni pertunjukan," jelas Agung.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Bambang Heri Susanto yang secara resmi membuka kegiatan tersebut menambahkan, event yang digelar tersebut sangat penting untuk digelar setiap tahunnya. Festival itu sebagai upaya melestarikan budaya asli bangsa.
"Melalui festival ini, tentu semuanya lebih menarik. Saya harap jaranan sekarang 70 persen pertunjukan tari dan 30 persen 'kalap', jadi kebiasaan itu dibalik mulai sekarang agar banyak yang tertarik menonton," imbuh Bambang.
Tak hanya itu, dia juga berpesan agar para penampil terbaik dari festival tersebut tidak hanya mendapat gelar juara. Namun juga dijadikan sebagai kelompok yang diundang dalam berbagai acara penting saat menyambut tamu.
"Karena ini budaya Kota Malang yang harus ditingkatkan pelestariannya, dan sangat bisa dijadikan ikon. Kami dan Pemerintah Kota Malamg tentu akan selalu mendukung setiap kegiatan yang berkaitan dengan kesenian dan budaya," pungkasnya.
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pemkot Malang menyelenggarakan Festival Jaranan Malang 2018 di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Kota Malang, Minggu (2/12/2018). Festival ini sebagai ajang mewujudkan seni tradisi sebagai seni pertunjukan.
Pemkot Malang sengaja menyelenggarakan acara tersebut agar seni tradisi jaranan dapat dinikmati bukan hanya di lapangan terbuka saja, melainkan juga ruang khusus. Mengingat, seni tradisi saat ini begitu banyak digandrungi oleh wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Kota Malang, Agung Harjaya Buana menjelaskan, seni pertunjukan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga, sederet seni pertunjukan dapat menjadi salah satu amunisi untuk membuat wisatawan datang ke Malang. Salah satunya adalah jaranan.
"Festival Jaranan ini sempat vacum beberapa saat, dan baru tahun lalu kembali diadakan. Tahun ini antusiasnya juga sangat luar biasa," katanya, Minggu (2/12/2018).
Dengan antusias yang luar biasa itu, menurutnya Festival Jaranan tidak hanya akan rutin digelar setiap tahun. Melainkan juga akan dibuat lebih besar lagi, dengan panggung yang lebih megah.
Berdasarkan peraturan Gubernur Jswa Timur Nomor 25 Tahun 2018, setiap unsur wisata seperti hotel dan rumah makan atau restoran wajib bekerjasama dengan UKM dari sektor pariwisata, baik dalam segi produk ataupun seni pertunjukan. Dengan begitu, berbagai produk dan seni pertunjukan khas daerah dapat terus dinikmati.
"Seperti hotel-hotel berbintang penilainnya juga dari sana. Itu sebabnya sekarang adakbanyak hotel yang menyediakan tempat khusus untuk produk UKM. Selain itu ada juga yang rutin menggelar seni pertunjukan. Harapannya, jaranan yang identik dengan pertunjukan di lapangan ini dapat masuk ke hotel dan rumah makan sebagai seni pertunjukan," jelas Agung.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Bambang Heri Susanto yang secara resmi membuka kegiatan tersebut menambahkan, event yang digelar tersebut sangat penting untuk digelar setiap tahunnya. Festival itu sebagai upaya melestarikan budaya asli bangsa.
"Melalui festival ini, tentu semuanya lebih menarik. Saya harap jaranan sekarang 70 persen pertunjukan tari dan 30 persen 'kalap', jadi kebiasaan itu dibalik mulai sekarang agar banyak yang tertarik menonton," imbuh Bambang.
Tak hanya itu, dia juga berpesan agar para penampil terbaik dari festival tersebut tidak hanya mendapat gelar juara. Namun juga dijadikan sebagai kelompok yang diundang dalam berbagai acara penting saat menyambut tamu.
"Karena ini budaya Kota Malang yang harus ditingkatkan pelestariannya, dan sangat bisa dijadikan ikon. Kami dan Pemerintah Kota Malamg tentu akan selalu mendukung setiap kegiatan yang berkaitan dengan kesenian dan budaya," pungkasnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Festival Jaranan Malang 2018 Digelar di Taman Krida Budaya Kota Malang - Surya Malang"
Post a Comment