FAJAR.CO.ID, MALANG – Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) masih cukup memprihatinkan. Sepanjang 2018, angka kematian ibu melahirkan ada 14 kasus.
“Tingginya AKI menjadi perhatian serius pemkot. Kemudian angka tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dan anak juga masih tinggi,” ujar Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Jumat (8/2).
Kasus tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk mencarikan solusinya. Harapannya, AKI di Kota Malang bisa berkurang bahkan nol kasus.
Sofyan menerangkan, mayoritas penduduk Kota Malang memang perempuan. Dari total penduduk sekitar 861 ribu jiwa, perempuannya ada sebanyak lebih dari 436 ribu jiwa.
Saat ini, aspirasi dan kebutuhan perempuan dianggap belum mendapatkan tempat yang proporsional. Misalnya ketika penyusunan program kegiatan pemerintah melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Keterlibatan perempuan masih terbilang minim. “Juga di legislatif. Dari 45 anggota DPRD Kota Malang, hanya 11 ada perempuan,” papar politikus Partai Golkar itu.
Untuk itu, Pemkot Malang menyelenggarakan Musrenbang perempuan sebagai langkah untuk mewadahi suara kaum Hawa. Penyusunan Musrenbang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Malang 2020 ini cukup strategis. Terutama untuk pemetaan masalah dan solusi terkait perempuan di Kota Malang.
Kabid Pemberdayaan Perempuan Jatim Herawanto Ananda mengungkapkan, angka kematian yang banyak terjadi di kota-kota besar salah satunya dipicu kemacetan. “Minimnya infrastruktur dan kemacetan menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka kematian ibu melahirkan di kota-kota besar. Termasuk di Kota Malang,” terangnya.
Ketika seorang ibu dalam masa kritis dan tidak bisa cepat mendapat penanganan karena terjebak dan habis waktunya di jalan, maka bisa berakibat fatal. Hal tersebut harus menjadi perhatian Pemkot Malang. Pasalnya, masalah infrastruktur penunjang maupun solusi kemacetan kadang dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari upaya penurunan angka kematian ibu.
(JPC)
FAJAR.CO.ID, MALANG – Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) masih cukup memprihatinkan. Sepanjang 2018, angka kematian ibu melahirkan ada 14 kasus.
“Tingginya AKI menjadi perhatian serius pemkot. Kemudian angka tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dan anak juga masih tinggi,” ujar Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Jumat (8/2).
Kasus tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk mencarikan solusinya. Harapannya, AKI di Kota Malang bisa berkurang bahkan nol kasus.
Sofyan menerangkan, mayoritas penduduk Kota Malang memang perempuan. Dari total penduduk sekitar 861 ribu jiwa, perempuannya ada sebanyak lebih dari 436 ribu jiwa.
Saat ini, aspirasi dan kebutuhan perempuan dianggap belum mendapatkan tempat yang proporsional. Misalnya ketika penyusunan program kegiatan pemerintah melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Keterlibatan perempuan masih terbilang minim. “Juga di legislatif. Dari 45 anggota DPRD Kota Malang, hanya 11 ada perempuan,” papar politikus Partai Golkar itu.
Untuk itu, Pemkot Malang menyelenggarakan Musrenbang perempuan sebagai langkah untuk mewadahi suara kaum Hawa. Penyusunan Musrenbang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Malang 2020 ini cukup strategis. Terutama untuk pemetaan masalah dan solusi terkait perempuan di Kota Malang.
Kabid Pemberdayaan Perempuan Jatim Herawanto Ananda mengungkapkan, angka kematian yang banyak terjadi di kota-kota besar salah satunya dipicu kemacetan. “Minimnya infrastruktur dan kemacetan menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka kematian ibu melahirkan di kota-kota besar. Termasuk di Kota Malang,” terangnya.
Ketika seorang ibu dalam masa kritis dan tidak bisa cepat mendapat penanganan karena terjebak dan habis waktunya di jalan, maka bisa berakibat fatal. Hal tersebut harus menjadi perhatian Pemkot Malang. Pasalnya, masalah infrastruktur penunjang maupun solusi kemacetan kadang dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari upaya penurunan angka kematian ibu.
(JPC)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "14 Ibu Hamil di Kota Malang Meninggal, Begini Langkah Pemkot - FAJAR"
Post a Comment