Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa di Malang juga dirasakan di Blitar, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan Bali.
"Total gempa susulan selatan Malang sejak pukul 02.30 WIB hingga tadi siang pukul 15.00 WIB sudah mencapai 27 kali. Dengan rincian gempa susulan dengan magnitudo antara 4,0 hingga 4,9 terjadi sebanyak 4 kali, sedangkan gempa susulan dengan magnitudo antara 3,0 hingga 3,9 terjadi sebanyak 23 kali," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Selasa (19/2/2019).
Daryono mengatakan gempa susulan paling besar berkekuatan magnitudo 4,1, yang terjadi pada pukul 13.08 WIB. Dia menjelaskan, gempa susulan ini membentuk clauter yang bergerombol berarah utara-selatan di cekungan busur muka (fore arc basin) di Samudra Hindia selatan Malang, Jawa Timur.
Dalam hal ini, BMKG belum bisa mendeteksi apakah rangkaian gempa sejak dini hari hingga sore itu merupakan gempa pembuka (foreshocks) atau bukan. Sebab, gempa di selatan Malang sudah terjadi sejak 8 Januari. Ditambah lagi, selatan Malang sudah pernah mengalami gempa kuat sebanyak 5 kali sejak 1896.
"Rentetan gempa di selatan Malang ini sudah terjadi sejak 8 Januari 2019 dengan magnitudo M 3,9 dilanjutkan pada 14 Februari 2019 dengan magnitudo M 5,0 dan tadi pagi dengan magnitudo M 5,6. Ditambah informasi catatan historis wilayah selatan Malang sudah pernah mengalami gempa kuat dan merusak sebanyak lima kali sejak 1896," tutur Daryono.
"Diakui bahwa memang sulit untuk memprediksi gempa pembuka atau bukan. Hingga saat ini memprediksi tipe gempa sama juga sesulit memprediksi kejadian gempa itu sendiri. Kita dapat mengetahui gempa utama (mainshock) jika sudah selesai seluruh rangkaian gempa yang terjadi hingga kondisi post seismik di zona gempa tersebut," imbuhnya.
BMKG mengimbau masyarakat warga selatan Malang agar waspada. Dia berharap rangkaian gempa yang terjadi sebagai proses alamiah.
"Masyarakat selatan Malang dan sekitarnya diimbau agar selalu waspada tetapi tidak perlu terlalu khawatir, cemas, dan takut. Harapan kita gempa yang terjadi ini memang sebuah proses alamiah yang wajar, yaitu proses pelepasan energi gempa dan tidak menimbulkan kerusakan," jelasnya.
(idn/fjp)
Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa di Malang juga dirasakan di Blitar, Tulungagung, Jember, Banyuwangi, dan Bali.
"Total gempa susulan selatan Malang sejak pukul 02.30 WIB hingga tadi siang pukul 15.00 WIB sudah mencapai 27 kali. Dengan rincian gempa susulan dengan magnitudo antara 4,0 hingga 4,9 terjadi sebanyak 4 kali, sedangkan gempa susulan dengan magnitudo antara 3,0 hingga 3,9 terjadi sebanyak 23 kali," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Selasa (19/2/2019).
Daryono mengatakan gempa susulan paling besar berkekuatan magnitudo 4,1, yang terjadi pada pukul 13.08 WIB. Dia menjelaskan, gempa susulan ini membentuk clauter yang bergerombol berarah utara-selatan di cekungan busur muka (fore arc basin) di Samudra Hindia selatan Malang, Jawa Timur.
Dalam hal ini, BMKG belum bisa mendeteksi apakah rangkaian gempa sejak dini hari hingga sore itu merupakan gempa pembuka (foreshocks) atau bukan. Sebab, gempa di selatan Malang sudah terjadi sejak 8 Januari. Ditambah lagi, selatan Malang sudah pernah mengalami gempa kuat sebanyak 5 kali sejak 1896.
"Rentetan gempa di selatan Malang ini sudah terjadi sejak 8 Januari 2019 dengan magnitudo M 3,9 dilanjutkan pada 14 Februari 2019 dengan magnitudo M 5,0 dan tadi pagi dengan magnitudo M 5,6. Ditambah informasi catatan historis wilayah selatan Malang sudah pernah mengalami gempa kuat dan merusak sebanyak lima kali sejak 1896," tutur Daryono.
"Diakui bahwa memang sulit untuk memprediksi gempa pembuka atau bukan. Hingga saat ini memprediksi tipe gempa sama juga sesulit memprediksi kejadian gempa itu sendiri. Kita dapat mengetahui gempa utama (mainshock) jika sudah selesai seluruh rangkaian gempa yang terjadi hingga kondisi post seismik di zona gempa tersebut," imbuhnya.
BMKG mengimbau masyarakat warga selatan Malang agar waspada. Dia berharap rangkaian gempa yang terjadi sebagai proses alamiah.
"Masyarakat selatan Malang dan sekitarnya diimbau agar selalu waspada tetapi tidak perlu terlalu khawatir, cemas, dan takut. Harapan kita gempa yang terjadi ini memang sebuah proses alamiah yang wajar, yaitu proses pelepasan energi gempa dan tidak menimbulkan kerusakan," jelasnya.
(idn/fjp)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada 27 Gempa Susulan Setelah Gempa 5,6 M di Malang, Warga Diminta Waspada - detikNews"
Post a Comment