SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi mengkampanyekan kepada seluruh masyarakat Kota Malang untuk gemar memakan sayur.
Hal itu disampaikan Sofyan Edi saat menghadiri acara seminar kesehatan yang bertajuk "Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi" yang digelar oleh Dinas Kesehatakin (Dinkes) Kota Malang pada Kamis, (28/2).
Dalam acara yang digelar Hotel Aria Gajayana tersebut, Sofyan Edi memberikan pengarahan kepada para kader posyandu, ibu-ibu PKK, ahli gizi dan beberapa pimpinan institusi kesehatan.
Menurutnya, dengan gemar memakan sayur akan membuat asupan gizi pada tubuh terpenuhi. "Kami sudah mengkampanyekan untuk gemar makan sayur pada sekolah-sekolah. Karena sayur adalah sumber gizi disamping ikan dan lain sebagainya," ucapnya.
Tak hanya itu, dalam sambutannya tersebut pria yang akrab di sapa Bung Edi juga mengimbau kepada para ibu-ibu untuk memperhatikan gizi anak mereka.
Dengan memperhatikan gizi pada anak, Bung Edi berharap generasi muda akan mempunyai kualitas intelektual dan juga karakter bagi kemajuan bangsa.
"Masalah gizi sangat penting, karena Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan permasalahan gizi karena masih tingginya kasus stunting yang ada. Untuk itu, kami memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa masalah gizi ini penting. Karena berpengaruh pada pertumbuhan anak," ucapnya.
Berdasarkan data Dinkes, di tahun 2018 Kota Malang total ada 5,37 persen balita yang menderita stunting.
Data tersebut merupakan yang terendah di Jawa Timur. "Dalam lima tahun ke depan ini pada lelang kinerja, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) harus di depan dalam mewujudkan anak-anak bergizi khususnya di Kota Malang," ujar Sofyan Edi.
Sementara itu, dalam upaya untuk menurunkan kasus stunting di Kota Malang, Ibnu Fajar, Ketua DPC Persagi Kota Malang akan mengantisipasi dengan memberikan edukasi kepada para perempuan yang akan menikah.
Edukasi tersebut diberikan kepada para perempuan dikarenakan mereka akan menjadi ibu bagi para anak-anaknya. "Agar calon anak mereka sehat, asupan gizi harus dimulai dari perempuan itu sendiri. Terutama pada saat hamil dan sesudah melahirkan," ucapnya.
Fajar juga memberikan imbauan kepada para ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dalam rentang waktu 0-6 bulan. Hal itu dilakukan, karena pada masa itu ASI ibu merupakan asupan gizi terbaik bagi bayinya.
"Jadi dengan program itu, bayi tersebut akan memperoleh asupan gizi yang cukup dan terhindar dari gejala stunting itu sendiri," tandasnya.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Dinkes Kota Malang, Linda Desriwati mengatakan, dalam pemenuhan gizi pihaknya telah mengimbau masyarakat agar mengikuti program Isi Piringku. Program tersebut merupakan porsi makanan yang berisi sepertiga kaborhidrat, sepertiga protein, dan sepertiga sayur dan buah.
"Dulu kita mengenal empat sehat lima sempurna, sekarang namanya ialah Isi Piringku yang merupakan program pemenuhan gizi dari Kementerian Kesehatan," tuturnya.
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi mengkampanyekan kepada seluruh masyarakat Kota Malang untuk gemar memakan sayur.
Hal itu disampaikan Sofyan Edi saat menghadiri acara seminar kesehatan yang bertajuk "Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi" yang digelar oleh Dinas Kesehatakin (Dinkes) Kota Malang pada Kamis, (28/2).
Dalam acara yang digelar Hotel Aria Gajayana tersebut, Sofyan Edi memberikan pengarahan kepada para kader posyandu, ibu-ibu PKK, ahli gizi dan beberapa pimpinan institusi kesehatan.
Menurutnya, dengan gemar memakan sayur akan membuat asupan gizi pada tubuh terpenuhi. "Kami sudah mengkampanyekan untuk gemar makan sayur pada sekolah-sekolah. Karena sayur adalah sumber gizi disamping ikan dan lain sebagainya," ucapnya.
Tak hanya itu, dalam sambutannya tersebut pria yang akrab di sapa Bung Edi juga mengimbau kepada para ibu-ibu untuk memperhatikan gizi anak mereka.
Dengan memperhatikan gizi pada anak, Bung Edi berharap generasi muda akan mempunyai kualitas intelektual dan juga karakter bagi kemajuan bangsa.
"Masalah gizi sangat penting, karena Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan permasalahan gizi karena masih tingginya kasus stunting yang ada. Untuk itu, kami memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa masalah gizi ini penting. Karena berpengaruh pada pertumbuhan anak," ucapnya.
Berdasarkan data Dinkes, di tahun 2018 Kota Malang total ada 5,37 persen balita yang menderita stunting.
Data tersebut merupakan yang terendah di Jawa Timur. "Dalam lima tahun ke depan ini pada lelang kinerja, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) harus di depan dalam mewujudkan anak-anak bergizi khususnya di Kota Malang," ujar Sofyan Edi.
Sementara itu, dalam upaya untuk menurunkan kasus stunting di Kota Malang, Ibnu Fajar, Ketua DPC Persagi Kota Malang akan mengantisipasi dengan memberikan edukasi kepada para perempuan yang akan menikah.
Edukasi tersebut diberikan kepada para perempuan dikarenakan mereka akan menjadi ibu bagi para anak-anaknya. "Agar calon anak mereka sehat, asupan gizi harus dimulai dari perempuan itu sendiri. Terutama pada saat hamil dan sesudah melahirkan," ucapnya.
Fajar juga memberikan imbauan kepada para ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dalam rentang waktu 0-6 bulan. Hal itu dilakukan, karena pada masa itu ASI ibu merupakan asupan gizi terbaik bagi bayinya.
"Jadi dengan program itu, bayi tersebut akan memperoleh asupan gizi yang cukup dan terhindar dari gejala stunting itu sendiri," tandasnya.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Dinkes Kota Malang, Linda Desriwati mengatakan, dalam pemenuhan gizi pihaknya telah mengimbau masyarakat agar mengikuti program Isi Piringku. Program tersebut merupakan porsi makanan yang berisi sepertiga kaborhidrat, sepertiga protein, dan sepertiga sayur dan buah.
"Dulu kita mengenal empat sehat lima sempurna, sekarang namanya ialah Isi Piringku yang merupakan program pemenuhan gizi dari Kementerian Kesehatan," tuturnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peringati Hari Gizi Nasional, Wakil Wali Kota Malang Kampanyekan Gemar Makan Sayur Atasi Stunting - Surya Malang"
Post a Comment