SURYAMALANG.COM, KARANGPLOSO - Sejumlah warga Dusun Supit Urang dan Manggisari, Desa Bocek, Karangploso mendatangi Kantor Camat Karangploso, Senin (4/2/2019). Mereka menolak pembangunan plengsengan kawasan perumahan yang ada di desanya.
Pasalnya, pembangunan itu merusak mata air yang ada di bawahnya. Setidaknya, ada tiga mata air di Dusun Supit Urang. Dari tiga itu, satu mata air sudah rusak dan tidak berfungai. Sementara duanya lagi mengalami kerusakan namun air tetap mengalir. Terlihat bekas cangkulan di mata air yang masih mengalirkan air.
Salah satu koodinator warga Supit Urang, Sunarto (51) mengatakan, keberadaan mata air sangat penting bagi warga yang tinggal di dua dusun itu. Air dimanfaatkan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, juga untuk mengairi sawah yang dikelola warga.
"Tapi debit airnya sekarang sudah kecil. Padahal sekarang musim hujan. Bagaimana nanti kalau sudah kemarau?" keluh Sunarto.
Kata Sunarto, warga tidak tahu jika ada proyek yang kabarnya akan dibangun komplek perumahan. Warga baru mengetahui ketika sejumlah orang membangun plengsengan. "Kami tidak tahu siapa yang punya proyek," paparnya.
Ponidi, warga lainnya mengatakan, para pekerja telah berhenti bekerja per Senin. "Setelah ada protes, berhenti pengerjaannya," ungkap Ponidi.
Ditegaskan Ponidi, warga sangat khawatir mata air rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Pasalnya, pepohonan yang ada di atas mata air telah ditebang.
"Padahal pohon sangat penting untuk menyerap air. Kalau pohonnya ditebang, habis, rusak mata airnya," jelasnya.
Saat mendatangi kantor camat Karangploso, warga diterima Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Malang, Muslimin dan Sekretaris Camat Karangploso, Supriyanto.
SURYAMALANG.COM, KARANGPLOSO - Sejumlah warga Dusun Supit Urang dan Manggisari, Desa Bocek, Karangploso mendatangi Kantor Camat Karangploso, Senin (4/2/2019). Mereka menolak pembangunan plengsengan kawasan perumahan yang ada di desanya.
Pasalnya, pembangunan itu merusak mata air yang ada di bawahnya. Setidaknya, ada tiga mata air di Dusun Supit Urang. Dari tiga itu, satu mata air sudah rusak dan tidak berfungai. Sementara duanya lagi mengalami kerusakan namun air tetap mengalir. Terlihat bekas cangkulan di mata air yang masih mengalirkan air.
Salah satu koodinator warga Supit Urang, Sunarto (51) mengatakan, keberadaan mata air sangat penting bagi warga yang tinggal di dua dusun itu. Air dimanfaatkan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, juga untuk mengairi sawah yang dikelola warga.
"Tapi debit airnya sekarang sudah kecil. Padahal sekarang musim hujan. Bagaimana nanti kalau sudah kemarau?" keluh Sunarto.
Kata Sunarto, warga tidak tahu jika ada proyek yang kabarnya akan dibangun komplek perumahan. Warga baru mengetahui ketika sejumlah orang membangun plengsengan. "Kami tidak tahu siapa yang punya proyek," paparnya.
Ponidi, warga lainnya mengatakan, para pekerja telah berhenti bekerja per Senin. "Setelah ada protes, berhenti pengerjaannya," ungkap Ponidi.
Ditegaskan Ponidi, warga sangat khawatir mata air rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Pasalnya, pepohonan yang ada di atas mata air telah ditebang.
"Padahal pohon sangat penting untuk menyerap air. Kalau pohonnya ditebang, habis, rusak mata airnya," jelasnya.
Saat mendatangi kantor camat Karangploso, warga diterima Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Malang, Muslimin dan Sekretaris Camat Karangploso, Supriyanto.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warga Desa Bocek Malang Tolak Proyek Kavlingan Rumah Yang Merusak Sumber Mata Air - Surya Malang"
Post a Comment