JawaPos.com – Pemkot Malang semakin getol mewujudkan konsep kota wisata halal di Indonesia. Saat ini, progresnya sudah mencapai 75 persen.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, pemkot bertekad untuk mewujudkan wacana tersebut. Salah bukti komitmennya akan tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pemkot dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Dari 10 kota/kabupaten di Indonesia yang melakukan MoU, Kota Malang termasuk salah satu di antaranya. Ini membuktikan bahwa Kota Malang serius mewujudkan destinasi wisata halal,” ujarnya, Senin (1/4).
Ida mengungkapkan, saat ini progres mewujudkan wisata halal telah mencapai 75 persen. Ke depan wisata halal tersebut akan diimplementasikan dalam penyediaan sarana prasarana yang halal.
Selain itu, penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) pendamping halal centre juga sedang digarap. Pemkot Malang pun telah bekerja sama dengan Perguruan Tinggi terkait hal tersebut.
“Untuk klaster kuliner halal di mal Dinoyo City misalnya, kami dinantikan Universitas Islam Malang untuk penguatan pendampingan,” terangnya.
Saat ini memang baru beberapa hotel dan restoran saja yang telah bersertifikat halal. Oleh karena itu, setelah ada MoU dengan Kemenpar, diharapkan akan lebih banyak hotel yang mengantongi sertifikat halal.
“Setelah Wali Kota tanda tangan MoU dengan Kemenpar, kami akan berdiskusi dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Malang untuk penguatan wisata halal,” terang Ida.
Ida berharap, dengan terwujudnya Malang sebagai destinasi wisata halal, jumlah kunjungan wisatawan khususnya dari kawasan Timur Tengah bisa semakin banyak. Hal itu nantinya tidak hanya berdampak pada Kota Malang saja, tapi juga Malang Raya. “Sudah kita susun roadmapnya wisata halal untuk Malang Raya,” pungkasnya.
JawaPos.com – Pemkot Malang semakin getol mewujudkan konsep kota wisata halal di Indonesia. Saat ini, progresnya sudah mencapai 75 persen.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, pemkot bertekad untuk mewujudkan wacana tersebut. Salah bukti komitmennya akan tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pemkot dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Dari 10 kota/kabupaten di Indonesia yang melakukan MoU, Kota Malang termasuk salah satu di antaranya. Ini membuktikan bahwa Kota Malang serius mewujudkan destinasi wisata halal,” ujarnya, Senin (1/4).
Ida mengungkapkan, saat ini progres mewujudkan wisata halal telah mencapai 75 persen. Ke depan wisata halal tersebut akan diimplementasikan dalam penyediaan sarana prasarana yang halal.
Selain itu, penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) pendamping halal centre juga sedang digarap. Pemkot Malang pun telah bekerja sama dengan Perguruan Tinggi terkait hal tersebut.
“Untuk klaster kuliner halal di mal Dinoyo City misalnya, kami dinantikan Universitas Islam Malang untuk penguatan pendampingan,” terangnya.
Saat ini memang baru beberapa hotel dan restoran saja yang telah bersertifikat halal. Oleh karena itu, setelah ada MoU dengan Kemenpar, diharapkan akan lebih banyak hotel yang mengantongi sertifikat halal.
“Setelah Wali Kota tanda tangan MoU dengan Kemenpar, kami akan berdiskusi dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Malang untuk penguatan wisata halal,” terang Ida.
Ida berharap, dengan terwujudnya Malang sebagai destinasi wisata halal, jumlah kunjungan wisatawan khususnya dari kawasan Timur Tengah bisa semakin banyak. Hal itu nantinya tidak hanya berdampak pada Kota Malang saja, tapi juga Malang Raya. “Sudah kita susun roadmapnya wisata halal untuk Malang Raya,” pungkasnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sudah 75 Persen, Malang Segera Jadi Destinasi Wisata Halal - Jawa Pos"
Post a Comment