Search

Kebutuhan IPAL di Tengah Semakin Padatnya Penduduk Kota Malang - Surya Malang

SURYAMALANG.COM, SUKUN - Seiring semakin padatnya penduduk di Kota Malang, menimbulkan tantangan baru di bidang sanitasi. Menanggapi tantangan itu, Pemerintah Kota Malang maksimalkan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Pembangunan instalasi khusus akan terus ditambah seiring dengan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Keberadaan IPAL sangat diperlukan terutama pada kawasan permukiman yang berdekatan dengan sungai.

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menegaskan, lingkungan yang bersih dan sehat sangat penting untuk menunjang kehidupan, terutama di kota padat penduduk.

"Sekarang paradigma masyarakat sudah mulai berubah. Dari yang dulu sungai posisi ada di belakang rumah, sekarang sungai ada di depan," ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, Edy mengatakan sungai bukan lagi untuk membuang sampah. Dengan begitu, bisa turut mengubah kebiasaan masyarakat BAN di sungai.

Menurutnya, untuk merubah kebiasaan buruk BAB di sungai membutuhkan kemauan dari masyarakat itu sendiri. Di sisi lain, pemerintah juga terus mendukung dengan berbagai program dan inovasi.

Pemkot Malang akan terus melakukan pendataan terkait dengan masih adanya warga yang belum dapat melakukan sambungan terhadap IPAL.

"Ada KK yang nggak nyambung IPAL dengan alasan biaya. Ini menjadi masukan baru bagi kami. Apakah karena jarak rumah dan IPAL terlalu jauh atau bagaimana akan dikaji," imbuh pria berkacamata itu.

Sederet permasalahan yang dihadapi itu menurutnya perlu untuk segera diselesaikan bersama. Pemerintah dan stakeholder terkait harus bersama untuk melakukan gerakan yang sama untuk mewujudkan program yang dibuat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PUPR) Kota Malang, Hadi Santoso menyampaikan, masalah sanitasi selama ini bukan hanya dikarenakan kebiasaan buruk masyarakat, melainkan juga berkaitan dengan penambahan jumlah penduduk yang semakin naik secara signifikan.

"Dalam rangka mendukung upaya perbaikan lingkungan, telah dibangun sekitar 97 titik IPAL sampai 2019," kata pria yang akrab disapa Sony itu saat Peresmian IPAL Komunal Kawan Mandiri di Kecamatan Sukun, Rabu (24/4/2019).

Belum semua masyarakat bisa terlayani dengan keberadaan 97 titik IPAL itu. Saat ini kurang lebih ada 30 ribu sambungan rumah (SR) yang belum terlayani. Idelanya ada 300 titik baru yang dibangun di Kota Malang.

"Tapi ini memang tidak membutuhkan biaya yang kecil," imbuhnya.

IPAL Komunal yang dibangun RW 04 RT 14 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun, menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 600 juta. Saat ini, IPAL tersebut telah dimanfaatkan oleh 87 sambungan rumah (SR). (Benni Indo)

Let's block ads! (Why?)

SURYAMALANG.COM, SUKUN - Seiring semakin padatnya penduduk di Kota Malang, menimbulkan tantangan baru di bidang sanitasi. Menanggapi tantangan itu, Pemerintah Kota Malang maksimalkan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Pembangunan instalasi khusus akan terus ditambah seiring dengan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Keberadaan IPAL sangat diperlukan terutama pada kawasan permukiman yang berdekatan dengan sungai.

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menegaskan, lingkungan yang bersih dan sehat sangat penting untuk menunjang kehidupan, terutama di kota padat penduduk.

"Sekarang paradigma masyarakat sudah mulai berubah. Dari yang dulu sungai posisi ada di belakang rumah, sekarang sungai ada di depan," ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, Edy mengatakan sungai bukan lagi untuk membuang sampah. Dengan begitu, bisa turut mengubah kebiasaan masyarakat BAN di sungai.

Menurutnya, untuk merubah kebiasaan buruk BAB di sungai membutuhkan kemauan dari masyarakat itu sendiri. Di sisi lain, pemerintah juga terus mendukung dengan berbagai program dan inovasi.

Pemkot Malang akan terus melakukan pendataan terkait dengan masih adanya warga yang belum dapat melakukan sambungan terhadap IPAL.

"Ada KK yang nggak nyambung IPAL dengan alasan biaya. Ini menjadi masukan baru bagi kami. Apakah karena jarak rumah dan IPAL terlalu jauh atau bagaimana akan dikaji," imbuh pria berkacamata itu.

Sederet permasalahan yang dihadapi itu menurutnya perlu untuk segera diselesaikan bersama. Pemerintah dan stakeholder terkait harus bersama untuk melakukan gerakan yang sama untuk mewujudkan program yang dibuat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ( PUPR) Kota Malang, Hadi Santoso menyampaikan, masalah sanitasi selama ini bukan hanya dikarenakan kebiasaan buruk masyarakat, melainkan juga berkaitan dengan penambahan jumlah penduduk yang semakin naik secara signifikan.

"Dalam rangka mendukung upaya perbaikan lingkungan, telah dibangun sekitar 97 titik IPAL sampai 2019," kata pria yang akrab disapa Sony itu saat Peresmian IPAL Komunal Kawan Mandiri di Kecamatan Sukun, Rabu (24/4/2019).

Belum semua masyarakat bisa terlayani dengan keberadaan 97 titik IPAL itu. Saat ini kurang lebih ada 30 ribu sambungan rumah (SR) yang belum terlayani. Idelanya ada 300 titik baru yang dibangun di Kota Malang.

"Tapi ini memang tidak membutuhkan biaya yang kecil," imbuhnya.

IPAL Komunal yang dibangun RW 04 RT 14 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun, menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 600 juta. Saat ini, IPAL tersebut telah dimanfaatkan oleh 87 sambungan rumah (SR). (Benni Indo)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kebutuhan IPAL di Tengah Semakin Padatnya Penduduk Kota Malang - Surya Malang"

Post a Comment

Powered by Blogger.