Merdeka.com - Harga ikan laut segar di sejumlah pasar tradisional di wilayah Malang Raya mengalami kenaikan cukup drastis akibat cuaca ekstrem di laut selatan yang membuat nelayan setempat enggan melaut.
BERITA TERKAIT
"Selain harganya mahal, pasokan dari nelayan, baik dari tempat pelelangan ikan (TPI) Sendangbiru maupun dari daerah penghasil ikan, seperti Probolinggo, Situbondo maupun Banyuwangi juga berkurang," kata salah seorang pedagang ikan segar di Pasar Dinoyo Kota Malang, Nani seperti ditulis Antara Malang, Selasa (5/2).
Menurut Nani, kenaikan harga ikan laut segar tersebut mulai terjadi akhir tahun 2018 dan kemungkinan akan terus berlanjut hingga bulan depan.
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa bulan terakhir menjadi pemicu enggannya nelayan melaut, sehingga ikan dan hasil laut lainnya, seperti cumi-cumi dan udang, di pasar-pasar tradisional di Malang raya harganya mengalami kenaikan cukup signifikan.
Misalnya, harga ikan tengiri yang sebelumnya seharga Rp 75 ribu - Rp78 ribu per kilogram menjadi Rp 100 ribu (dalam bentuk potongan bersih), sedangkan ikan tengiri utuh kecil dibanderol Rp 85 ribu per kilogram. Sementara harga cumi-cumi naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram, dan udang laut seharga Rp 65 ribu menjadi Rp 70- Rp 75 ribu per kilogram.
Sementara itu, harga ikan jenis tongkol menjadi Rp 35 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram, ikan tuna yang sebelumnya dijual Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram dan kakap merah, dari harga Rp 55 ribu per kilogram menjadi Rp 70 ribu per kilogram. "Selain harganya melambung, pasokan ikan segar juga menurun ampir 50 persen," ujar Nani.
Kenaikan itu diperkirakan masih akan berlanjut selama pekan depan. "Perkiraan sampai habis perayaan Imlek, bahkan beberapa pekan ke depan harga ikan laut segar masih akan terus naik, karena ombak tinggi, sehingga nelayan tidak melaut," tuturnya. Selain itu, beberapa tangkapan laut juga sulit didapat.
Akibat cuaca ekstrem dengan gelombang laut yang cukup tinggi, ribuan nelayan di Kabupaten Malang enggan melaut, sehingga berdampak pada pasokan ikan di TPI Sendangbiru yang menjadi sentra jual beli ikan di kawasan Malang selatan. Potensi tangkapan ikan dan hasil laut lainnya di area laut selatan Malang diperkirakan mencapai 400 ribu ton per tahun, namun saat ini baru sekitar 12 hingga 16 ribu ton per tahun. Jenis tangkapan ikan laut di laut selatan Malang yang aling banyak, di antaranya adalah baby tuna, tengiri, cakalang, kakap merah, kerapu, udang, lobster, dan lainnya.
Sementara itu, harga komoditas cabai rawit justru mengalami penurunan harga setelah pada awal tahun 2019 naik tajam menjadi Rp 40 ribu - Rp 50 ribu per kilogram. Saat ini harga cabai rawit terjun bebas menjadi Rp 12 ribu - Rp 15 ribu per kilogram.
Turunnya harga cabai rawit tersebut akibat hujan yang tak kunjung berhenti, sehingga kualitasnya menurun dan berdampak pada harga jual juga yang juga turun. [idr]
Merdeka.com - Harga ikan laut segar di sejumlah pasar tradisional di wilayah Malang Raya mengalami kenaikan cukup drastis akibat cuaca ekstrem di laut selatan yang membuat nelayan setempat enggan melaut.
BERITA TERKAIT
"Selain harganya mahal, pasokan dari nelayan, baik dari tempat pelelangan ikan (TPI) Sendangbiru maupun dari daerah penghasil ikan, seperti Probolinggo, Situbondo maupun Banyuwangi juga berkurang," kata salah seorang pedagang ikan segar di Pasar Dinoyo Kota Malang, Nani seperti ditulis Antara Malang, Selasa (5/2).
Menurut Nani, kenaikan harga ikan laut segar tersebut mulai terjadi akhir tahun 2018 dan kemungkinan akan terus berlanjut hingga bulan depan.
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa bulan terakhir menjadi pemicu enggannya nelayan melaut, sehingga ikan dan hasil laut lainnya, seperti cumi-cumi dan udang, di pasar-pasar tradisional di Malang raya harganya mengalami kenaikan cukup signifikan.
Misalnya, harga ikan tengiri yang sebelumnya seharga Rp 75 ribu - Rp78 ribu per kilogram menjadi Rp 100 ribu (dalam bentuk potongan bersih), sedangkan ikan tengiri utuh kecil dibanderol Rp 85 ribu per kilogram. Sementara harga cumi-cumi naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram, dan udang laut seharga Rp 65 ribu menjadi Rp 70- Rp 75 ribu per kilogram.
Sementara itu, harga ikan jenis tongkol menjadi Rp 35 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram, ikan tuna yang sebelumnya dijual Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram dan kakap merah, dari harga Rp 55 ribu per kilogram menjadi Rp 70 ribu per kilogram. "Selain harganya melambung, pasokan ikan segar juga menurun ampir 50 persen," ujar Nani.
Kenaikan itu diperkirakan masih akan berlanjut selama pekan depan. "Perkiraan sampai habis perayaan Imlek, bahkan beberapa pekan ke depan harga ikan laut segar masih akan terus naik, karena ombak tinggi, sehingga nelayan tidak melaut," tuturnya. Selain itu, beberapa tangkapan laut juga sulit didapat.
Akibat cuaca ekstrem dengan gelombang laut yang cukup tinggi, ribuan nelayan di Kabupaten Malang enggan melaut, sehingga berdampak pada pasokan ikan di TPI Sendangbiru yang menjadi sentra jual beli ikan di kawasan Malang selatan. Potensi tangkapan ikan dan hasil laut lainnya di area laut selatan Malang diperkirakan mencapai 400 ribu ton per tahun, namun saat ini baru sekitar 12 hingga 16 ribu ton per tahun. Jenis tangkapan ikan laut di laut selatan Malang yang aling banyak, di antaranya adalah baby tuna, tengiri, cakalang, kakap merah, kerapu, udang, lobster, dan lainnya.
Sementara itu, harga komoditas cabai rawit justru mengalami penurunan harga setelah pada awal tahun 2019 naik tajam menjadi Rp 40 ribu - Rp 50 ribu per kilogram. Saat ini harga cabai rawit terjun bebas menjadi Rp 12 ribu - Rp 15 ribu per kilogram.
Turunnya harga cabai rawit tersebut akibat hujan yang tak kunjung berhenti, sehingga kualitasnya menurun dan berdampak pada harga jual juga yang juga turun. [idr]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasokan Kurang, Harga Ikan Laut Naik Drastis di Malang | merdeka.com - merdeka.com"
Post a Comment