SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Malang menyarankan agar Wali Kota Malang Sutiaji memiliki agenda tatap muka bersama rakyat di Balai Kota Malang. Tatap muka itu untuk berdialog terkait persoalan di Kota Malang.
Presidium KAHMI Kota Malang, Luthfi J Kurniawan menyarankan, tatap muka langsung antara Wali Kota dengan rakyatanya itu bisa terlaksana minimal sebulan sekali. Menurut Luthfi, pemipin daerah tidak bisa berdialog hanya pada kelompok tertentu.
“Kami minta Wali Kota atau Wakil Wali Kota, menyisikan waktu sebulan sekali berdialog dengan warga. Tidak hanya dengan medsos. Jadi setiap bulan dialog tentang kebutuhan warga,” terang Luthfi saat berada di Balaikota, Senin (28/1/2019).
Menurut Luthfi, manajemen perkotaan beda dengan desa. Masyarakat perkotaan jauh lebih terbuka dibanding dengan pedesaan. Oleh sebab itu, sarana tatap muka bisa menjadi cara untuk memetakan masalah yang ada di Kota Malang.
“Harus tatap muka dan langsung ada aksi. Misal, ada masalah di sini langsung diselesaikan,” paparnya.
Kata Luthfi, dialog itu bisa berlangsung di lantai satu Balaikota Malang. Agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak, menurut Luthfi tidak perlu ada makan dan minum yang berlebihan.
“Dialognya sejam atau dua jam cukup. Bulan ini tentang lingkungan, bulan depan apa. Misal sampah,” paparnya.
Selain mendorong agar Pemkot Malang aktif berdiaog dengan warga KAHMI Kota Malang juga menyarankan agar Pemkot Malang memiliki proteksi tata guna lahan, tata kelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, proses mitigasi bencana dan pengelolaan sampah, serta kemacetan dan permasalahan pelayanan transportasi.
Kemudian masukan tentang penataan pasar moders serta optimalisasi aset milik Pemkot Malang. Masukan-masukan itu telah disampaikan langsung kepada Wali Kota Malang Sutiaji di ruang kerjanya, Senin (28/1/2019).
“Ada beberapa kejadian seperti aset hilang. Dulu, misalnya tahu-tahu diberikan sebagai hadiah kepada mantan anggota DPRD. Tapi kemudian dikembalikan lagi. Untung dikembalikan,” jelas Luthfi.
Menurut lelaki yang juga seorang dosen ini, inventarisasi yang baik terhadap aset akan memberikan kuntungan terhadap neraca daerah. Pemkot Malang lalu bisa mengeluarkan kebijakan melalui perwali aset mana yang bisa digunakan publik dan tidak bisa digunakan oleh publik.
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Malang menyarankan agar Wali Kota Malang Sutiaji memiliki agenda tatap muka bersama rakyat di Balai Kota Malang. Tatap muka itu untuk berdialog terkait persoalan di Kota Malang.
Presidium KAHMI Kota Malang, Luthfi J Kurniawan menyarankan, tatap muka langsung antara Wali Kota dengan rakyatanya itu bisa terlaksana minimal sebulan sekali. Menurut Luthfi, pemipin daerah tidak bisa berdialog hanya pada kelompok tertentu.
“Kami minta Wali Kota atau Wakil Wali Kota, menyisikan waktu sebulan sekali berdialog dengan warga. Tidak hanya dengan medsos. Jadi setiap bulan dialog tentang kebutuhan warga,” terang Luthfi saat berada di Balaikota, Senin (28/1/2019).
Menurut Luthfi, manajemen perkotaan beda dengan desa. Masyarakat perkotaan jauh lebih terbuka dibanding dengan pedesaan. Oleh sebab itu, sarana tatap muka bisa menjadi cara untuk memetakan masalah yang ada di Kota Malang.
“Harus tatap muka dan langsung ada aksi. Misal, ada masalah di sini langsung diselesaikan,” paparnya.
Kata Luthfi, dialog itu bisa berlangsung di lantai satu Balaikota Malang. Agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak, menurut Luthfi tidak perlu ada makan dan minum yang berlebihan.
“Dialognya sejam atau dua jam cukup. Bulan ini tentang lingkungan, bulan depan apa. Misal sampah,” paparnya.
Selain mendorong agar Pemkot Malang aktif berdiaog dengan warga KAHMI Kota Malang juga menyarankan agar Pemkot Malang memiliki proteksi tata guna lahan, tata kelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, proses mitigasi bencana dan pengelolaan sampah, serta kemacetan dan permasalahan pelayanan transportasi.
Kemudian masukan tentang penataan pasar moders serta optimalisasi aset milik Pemkot Malang. Masukan-masukan itu telah disampaikan langsung kepada Wali Kota Malang Sutiaji di ruang kerjanya, Senin (28/1/2019).
“Ada beberapa kejadian seperti aset hilang. Dulu, misalnya tahu-tahu diberikan sebagai hadiah kepada mantan anggota DPRD. Tapi kemudian dikembalikan lagi. Untung dikembalikan,” jelas Luthfi.
Menurut lelaki yang juga seorang dosen ini, inventarisasi yang baik terhadap aset akan memberikan kuntungan terhadap neraca daerah. Pemkot Malang lalu bisa mengeluarkan kebijakan melalui perwali aset mana yang bisa digunakan publik dan tidak bisa digunakan oleh publik.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Korps Alumni HMI Kota Malang Sarankan Wali Kota Sutiaji Tatap Muka dengan Warga Sebulan Sekali - Surya Malang"
Post a Comment