Merdeka.com - Wasikan (61) berdiri dalam antrean panjang para Linmas (Perlindungan Masyarakat) atau Hansip di Halaman Belakang Balai Kota Malang. Dia menjadi bagian dari 3.100 orang Linmas yang mendapatkan insentif bulanan dari Pemerintah Kota Malang.
BERITA TERKAIT
Warga Kelurahan Balearjosari ini menjadi anggota Linmas sejak 1986. Saat itu usianya belum genap 30 tahun. Baru tahun-tahun belakangan ini mendapatkan insentif dari pemerintah.
"Dapat insentif baru-baru ini saja, dulu tidak ada. Kalau pas Pemilu biasanya katah (banyak), ya sampai Rp 250.000. Kalau ulang tahun juga biasanya dapat," kata Wasikan, Kamis (24/1).
Dari pengakuannya, Wasikan beberapa kali mendapatkan insentif sebesar Rp 50.000 dan Rp 75.000 per bulan. Itupun harus dipotong pajak.
Kendati insentif yang diterima tidak besar, itu tak menyurutkan semangat Wasikan mengabdikan diri sebagai Linmas. Walaupun memasuki usia senja, Wasikan masih rajin mengikuti latihan sekaligus koordinasi dengan komandan peleton.
"Ingin mengabdi pada masyarakat. Kalau tidak ikut Linmas mungkin tidak bisa kumpul bersama," kata pria yang sehari-hari sebagai tukang kayu itu.
Kepala Seksi Bina Potensi Kota Malang, Pio Purwanto Kusumo mengatakan 3.100 orang anggota Linmas dari 57 kelurahan mendapatkan insentif. Besaran yang diberikan Rp 75.000 per bulan dipotong pajak.
"Kita sudah berjalan sejak 4 tahun. Awalnya Rp 50.000, kemudian 2017 menjadi Rp 75.000 per bulan dan 2019 nanti menjadi Rp 100.000 bulan," kata Pio.
Awalnya intensif hanya diberikan dua bulan sekali. Bahkan sempat diberikan tiga bulan sekali. Sekarang kembali diserahkan dua bulan sekali dengan potong pajak sebesar 5 persen. Dalam setahun Linmas mendapatkan insentif 11 bulan sebagaimana pegawai kontrak yang lain.
"Kita memberi sebagai penyemangat, sebagai bentuk perhatian walaupun kecil. Tidak ada tuntutan lebih dari mereka," sambungnya.
Pio menuturkan, jumlah Linmas semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan. Tahun 2016 sebanyak 2.100 orang, kemudian sekarang ini menjadi 3.100 orang. Kota Malang sendiri masih membutuhkan tenaga mereka.
"Ke depan kita rencana rasio 1 RT 1 Linmas. Kita belum mencukupi, RT di Malang sekitar 5 ribuan. Linmasnya masih 3 ribuan," katanya.
Terkait usia Linmas, sebenarnya sesuai ketentuan usia maksimal 60 tahun, tetapi rata-rata di atas 60 tahun. Pemkot Malang masih tetap memberi kesempatan bagi pengabdian mereka.
"Kita beri kesempatan. Mereka mengabdi dari muda sampai 60-70, bahkan beberapa berusia 75 tahun," ungkapnya. [noe]
Merdeka.com - Wasikan (61) berdiri dalam antrean panjang para Linmas (Perlindungan Masyarakat) atau Hansip di Halaman Belakang Balai Kota Malang. Dia menjadi bagian dari 3.100 orang Linmas yang mendapatkan insentif bulanan dari Pemerintah Kota Malang.
BERITA TERKAIT
Warga Kelurahan Balearjosari ini menjadi anggota Linmas sejak 1986. Saat itu usianya belum genap 30 tahun. Baru tahun-tahun belakangan ini mendapatkan insentif dari pemerintah.
"Dapat insentif baru-baru ini saja, dulu tidak ada. Kalau pas Pemilu biasanya katah (banyak), ya sampai Rp 250.000. Kalau ulang tahun juga biasanya dapat," kata Wasikan, Kamis (24/1).
Dari pengakuannya, Wasikan beberapa kali mendapatkan insentif sebesar Rp 50.000 dan Rp 75.000 per bulan. Itupun harus dipotong pajak.
Kendati insentif yang diterima tidak besar, itu tak menyurutkan semangat Wasikan mengabdikan diri sebagai Linmas. Walaupun memasuki usia senja, Wasikan masih rajin mengikuti latihan sekaligus koordinasi dengan komandan peleton.
"Ingin mengabdi pada masyarakat. Kalau tidak ikut Linmas mungkin tidak bisa kumpul bersama," kata pria yang sehari-hari sebagai tukang kayu itu.
Kepala Seksi Bina Potensi Kota Malang, Pio Purwanto Kusumo mengatakan 3.100 orang anggota Linmas dari 57 kelurahan mendapatkan insentif. Besaran yang diberikan Rp 75.000 per bulan dipotong pajak.
"Kita sudah berjalan sejak 4 tahun. Awalnya Rp 50.000, kemudian 2017 menjadi Rp 75.000 per bulan dan 2019 nanti menjadi Rp 100.000 bulan," kata Pio.
Awalnya intensif hanya diberikan dua bulan sekali. Bahkan sempat diberikan tiga bulan sekali. Sekarang kembali diserahkan dua bulan sekali dengan potong pajak sebesar 5 persen. Dalam setahun Linmas mendapatkan insentif 11 bulan sebagaimana pegawai kontrak yang lain.
"Kita memberi sebagai penyemangat, sebagai bentuk perhatian walaupun kecil. Tidak ada tuntutan lebih dari mereka," sambungnya.
Pio menuturkan, jumlah Linmas semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan. Tahun 2016 sebanyak 2.100 orang, kemudian sekarang ini menjadi 3.100 orang. Kota Malang sendiri masih membutuhkan tenaga mereka.
"Ke depan kita rencana rasio 1 RT 1 Linmas. Kita belum mencukupi, RT di Malang sekitar 5 ribuan. Linmasnya masih 3 ribuan," katanya.
Terkait usia Linmas, sebenarnya sesuai ketentuan usia maksimal 60 tahun, tetapi rata-rata di atas 60 tahun. Pemkot Malang masih tetap memberi kesempatan bagi pengabdian mereka.
"Kita beri kesempatan. Mereka mengabdi dari muda sampai 60-70, bahkan beberapa berusia 75 tahun," ungkapnya. [noe]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Senyum Hansip di Malang usai Terima Intensif Bulanan - merdeka.com"
Post a Comment