Merdeka.com - Batang korek yang biasa langsung dibuang usai nyala apinya digunakan menyulut, ternyata bisa diolah menjadi barang bernilai seni. Pria asal Kota Malang, Khilmi Ardiansyah (37) mengubah kayu pinus batang-batang korek menjadi aneka bentuk.
BERITA TERKAIT
Khilmi dengan keahlian dan ketekunannya telah membagun aneka miniatur bagunan icon dunia, pesawat terbang dan action figure dari kayu batang-batang korek api. Ruang tamu rumahnya berukuran sekitar 3 Meter X 4 Meter pun dipenuhi ratusan karya-karya uniknya yang tersusun dalam sejumlah rak.
"Hobi seni miniatur batang korek ini awalnya dari tugas waktu SMA, tapi SMP pun sudah pernah coba-coba. Mulai serius sekitar 5-6 tahun terakhir," kata Khilmi Ardiansyah di rumahnya, Perumahan Pondok Mutiara Asri F-4 Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Kamis (17/1).
Tampak karya Khilmi miniatur landmark dunia seperti Istana Westminster Inggris yang terkenal dengan Big Ben, Masjidil Haram di Makkah, Menara Eiffel, Taj Mahal, Gedung Putih, Candi Prambanan, Gedung Petronas Malaysia dan lain sebagainya.
Tidak ketinggalan, pria dua anak itu juga menyusun bangunan lokal Kota Malang, seperti Alun-Alun Tugu, Stadion Gajayana dan Balaikota Malang. Khilmi juga membuat miniatur pesawat terbang dengan aneka type, dynosaurus dan aneka binatang, termasuk singa dengan pose logo Arema.
Karya Khilmi paling banyak dalam bentuk action figure dan robot dari berbagai film, seperti Doctor Octopus dalam Spiderman, karakter di Robocop, Avenggers, Transformer dan lain sebagainya. Semua dibuat dalam ukuran lebih kecil dibanding aneka bangunan landmark tersebut.
"Sebenarnya karya-karya awal ditinggal saat pindahan rumah, dan beberapa rusak saat rumah di Sawojajar terkena banjir," akunya.
Khilmi terus berkarya hingga saat ini. Setidaknya 3-4 jam per hari waktunya dihabiskan untuk menggeluti hobinya itu. Kendati tidak pernah satupun karyanya dijual kepada orang lain.
"Kalau yang menawar sih banyak cuma belum cocok. Ini sebuah hobi yang tidak selalu bernilai uang," tegasnya.
Kata Khilmi, untuk menyusun karyanya itu dibutuhkan sekitar 1.000 sampai 30 ribu batang korek api. Jumlah batang korek yang dibutuhkan tergantung dengan besar kecil dan strukturnya.
"Landmark bangunan-bangunan besar rata-rata menghabiskan 800 pak atau sekitar 30 ribu batang korek api. Kurun waktu pengerjaanya antara 2 sampai 3 bulan," kisahnya.
Batang-batang korek api itu dibeli Rp 17.500 per 100 kotak, selanjutnya pemotong kuku untuk memotong atau menghilangkan pentolnya. Dengan ketelatenan dan konsentrasi, batang tersebut kemudian disusun menggunakan lem kayu.
"Ini hobi yang murah, tapi memang butuh ketekunan," tegasnya.
Saat membuat suatu bentuk tertentu, Khilmi mengacu pada foto yang sudah populer. Sehingga imaginasi mayarakat dengan mudah membandingkan atau mengenalinya.
Karya-karyanya juga tidak segan diupload di media sosial, hingga sebuah acara talkshow televisi mengundangnya beberapa waktu lalu. [ded]
Merdeka.com - Batang korek yang biasa langsung dibuang usai nyala apinya digunakan menyulut, ternyata bisa diolah menjadi barang bernilai seni. Pria asal Kota Malang, Khilmi Ardiansyah (37) mengubah kayu pinus batang-batang korek menjadi aneka bentuk.
BERITA TERKAIT
Khilmi dengan keahlian dan ketekunannya telah membagun aneka miniatur bagunan icon dunia, pesawat terbang dan action figure dari kayu batang-batang korek api. Ruang tamu rumahnya berukuran sekitar 3 Meter X 4 Meter pun dipenuhi ratusan karya-karya uniknya yang tersusun dalam sejumlah rak.
"Hobi seni miniatur batang korek ini awalnya dari tugas waktu SMA, tapi SMP pun sudah pernah coba-coba. Mulai serius sekitar 5-6 tahun terakhir," kata Khilmi Ardiansyah di rumahnya, Perumahan Pondok Mutiara Asri F-4 Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Kamis (17/1).
Tampak karya Khilmi miniatur landmark dunia seperti Istana Westminster Inggris yang terkenal dengan Big Ben, Masjidil Haram di Makkah, Menara Eiffel, Taj Mahal, Gedung Putih, Candi Prambanan, Gedung Petronas Malaysia dan lain sebagainya.
Tidak ketinggalan, pria dua anak itu juga menyusun bangunan lokal Kota Malang, seperti Alun-Alun Tugu, Stadion Gajayana dan Balaikota Malang. Khilmi juga membuat miniatur pesawat terbang dengan aneka type, dynosaurus dan aneka binatang, termasuk singa dengan pose logo Arema.
Karya Khilmi paling banyak dalam bentuk action figure dan robot dari berbagai film, seperti Doctor Octopus dalam Spiderman, karakter di Robocop, Avenggers, Transformer dan lain sebagainya. Semua dibuat dalam ukuran lebih kecil dibanding aneka bangunan landmark tersebut.
"Sebenarnya karya-karya awal ditinggal saat pindahan rumah, dan beberapa rusak saat rumah di Sawojajar terkena banjir," akunya.
Khilmi terus berkarya hingga saat ini. Setidaknya 3-4 jam per hari waktunya dihabiskan untuk menggeluti hobinya itu. Kendati tidak pernah satupun karyanya dijual kepada orang lain.
"Kalau yang menawar sih banyak cuma belum cocok. Ini sebuah hobi yang tidak selalu bernilai uang," tegasnya.
Kata Khilmi, untuk menyusun karyanya itu dibutuhkan sekitar 1.000 sampai 30 ribu batang korek api. Jumlah batang korek yang dibutuhkan tergantung dengan besar kecil dan strukturnya.
"Landmark bangunan-bangunan besar rata-rata menghabiskan 800 pak atau sekitar 30 ribu batang korek api. Kurun waktu pengerjaanya antara 2 sampai 3 bulan," kisahnya.
Batang-batang korek api itu dibeli Rp 17.500 per 100 kotak, selanjutnya pemotong kuku untuk memotong atau menghilangkan pentolnya. Dengan ketelatenan dan konsentrasi, batang tersebut kemudian disusun menggunakan lem kayu.
"Ini hobi yang murah, tapi memang butuh ketekunan," tegasnya.
Saat membuat suatu bentuk tertentu, Khilmi mengacu pada foto yang sudah populer. Sehingga imaginasi mayarakat dengan mudah membandingkan atau mengenalinya.
Karya-karyanya juga tidak segan diupload di media sosial, hingga sebuah acara talkshow televisi mengundangnya beberapa waktu lalu. [ded]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Khilmi Ardiansyah Seniman Batang Korek Api Asal Malang | merdeka.com - merdeka.com"
Post a Comment