Search

Belum Maksimal, Pertumbuhan Ekonomi Malang Raya Butuh Kolaborasi Pentahelix - Malang Times NEWS

MALANGTIMES - Pertumbuhan ekonomi di wilayah Malang Raya dinilai kurang maksimal. Banyak potensi yang belum optimal akibat kurangnya sinergi antar pemerintah daerah (pemda), yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Pemkot Batu, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Bank Indonesia menilai, kolaborasi pentahelix dapat diterapkan demi mempercepat kemajuan perekonomian di Bhumi Arema.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang Azka Subhan Aminurridho mengungkapkan, potensi ekonomi di wilayah Malang Raya dinilai cukup besar. "Perekonomian di Malang Raya masih mungkin untuk dioptimalkan lagi. Apalagi melihat pencapaian pertumbuhan ekonomi di Malang Raya dan sekitarnya yang terus naik dari tahun ke tahun dan melampaui angka Jawa Timur," ujar Azka di sela kegiatan Malang Raya Economic Forum yang digelar, hari ini (12/4/2019) di Hotel Santika Malang.

Azka merinci, pada 2018 lalu, perekonomian di Malang Raya diproyeksikan tumbuh sekitar 5,6-5,8 persen. Angka itu naik tipis dibandingkan realisasi 2017 yang mencapai 5,57 persen. Meskipun, pertumbuhan itu lebih tinggi jika dibandingkan angka Provinsi Jawa Timur yang berada di posisi 5,45 persen. 

"Inflasi di Malang juga cenderung terjaga. Dengan target 3,5 persen plus minus 1, angka inflasi di Malang Raya sebesar 2,98 persen," paparnya.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya mendorong seluruh stake holder bekerja sama meningkatkan perekonomian Malang Raya. "Intinya ada tiga poin yakni integrasi, sinergi, dan kolaborasi," tegas Azka.

 Komunikasi intensif, lanjutnya, tidak hanya antar tiga pemda. Melainkan juga melibatkan unsur pentahelix. "Pentahelix collaboration harus menggabungkan lima unsur yang dapat bekerja sama, yakni pemerintah, pelaku bisnis, media, akademisi, dan komunitas," katanya.

Pertemuan bertajuk 'Bareng-bareng Noto Ngalam Raya' (Bersama Menata Malang Raya) ini mempertemukan lima unsur tersebut untuk berdiskusi membahas tentang upaya pembangunan ekonomi. "Kerja sama antar daerah dan unsur lainnya adalah suatu keniscayaan untuk mengembangkan Malang Raya lebih baik lagi. Ini sebagai implementasi pentahelix collaboration," tuturnya.

Forum tersebut, sambung Azka, menjadi media untuk merumuskan fokus pengembangan mulai dari sektor industri kreatif, UMKM, pariwisata, dan sektor lainnya. "Setelah ini, harus ada diskusi lagi untuk melakukan grouping atau pengelompokan sehingga lebih fokus pada satu persoalan," pungkasnya. 

Acara tersebut juga dihadiri Wali Kota Malang Sutiaji, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Malang Candra Fajri Ananda, serta anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo.

Let's block ads! (Why?)

MALANGTIMES - Pertumbuhan ekonomi di wilayah Malang Raya dinilai kurang maksimal. Banyak potensi yang belum optimal akibat kurangnya sinergi antar pemerintah daerah (pemda), yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Pemkot Batu, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Bank Indonesia menilai, kolaborasi pentahelix dapat diterapkan demi mempercepat kemajuan perekonomian di Bhumi Arema.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang Azka Subhan Aminurridho mengungkapkan, potensi ekonomi di wilayah Malang Raya dinilai cukup besar. "Perekonomian di Malang Raya masih mungkin untuk dioptimalkan lagi. Apalagi melihat pencapaian pertumbuhan ekonomi di Malang Raya dan sekitarnya yang terus naik dari tahun ke tahun dan melampaui angka Jawa Timur," ujar Azka di sela kegiatan Malang Raya Economic Forum yang digelar, hari ini (12/4/2019) di Hotel Santika Malang.

Azka merinci, pada 2018 lalu, perekonomian di Malang Raya diproyeksikan tumbuh sekitar 5,6-5,8 persen. Angka itu naik tipis dibandingkan realisasi 2017 yang mencapai 5,57 persen. Meskipun, pertumbuhan itu lebih tinggi jika dibandingkan angka Provinsi Jawa Timur yang berada di posisi 5,45 persen. 

"Inflasi di Malang juga cenderung terjaga. Dengan target 3,5 persen plus minus 1, angka inflasi di Malang Raya sebesar 2,98 persen," paparnya.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya mendorong seluruh stake holder bekerja sama meningkatkan perekonomian Malang Raya. "Intinya ada tiga poin yakni integrasi, sinergi, dan kolaborasi," tegas Azka.

 Komunikasi intensif, lanjutnya, tidak hanya antar tiga pemda. Melainkan juga melibatkan unsur pentahelix. "Pentahelix collaboration harus menggabungkan lima unsur yang dapat bekerja sama, yakni pemerintah, pelaku bisnis, media, akademisi, dan komunitas," katanya.

Pertemuan bertajuk 'Bareng-bareng Noto Ngalam Raya' (Bersama Menata Malang Raya) ini mempertemukan lima unsur tersebut untuk berdiskusi membahas tentang upaya pembangunan ekonomi. "Kerja sama antar daerah dan unsur lainnya adalah suatu keniscayaan untuk mengembangkan Malang Raya lebih baik lagi. Ini sebagai implementasi pentahelix collaboration," tuturnya.

Forum tersebut, sambung Azka, menjadi media untuk merumuskan fokus pengembangan mulai dari sektor industri kreatif, UMKM, pariwisata, dan sektor lainnya. "Setelah ini, harus ada diskusi lagi untuk melakukan grouping atau pengelompokan sehingga lebih fokus pada satu persoalan," pungkasnya. 

Acara tersebut juga dihadiri Wali Kota Malang Sutiaji, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Malang Candra Fajri Ananda, serta anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Belum Maksimal, Pertumbuhan Ekonomi Malang Raya Butuh Kolaborasi Pentahelix - Malang Times NEWS"

Post a Comment

Powered by Blogger.