TEMPO.CO, Malang - Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar, Yade Setiawan Ujung menugasi jajarannya untuk mengawasi sejumlah warga Malang yang terindikasi sempat bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut Yade, sebagian dari mereka bahkan pernah mengikuti latihan militer di sana.
Pengawasan ini dilakukan untuk sebagai antisipasi pasca-terjadinya teror bom di sejumlah tempat di Surabaya pada 13-14 Mei lalu. Selain itu, langkah tersebut dilakukan untuk memastikan agar mereka tidak mempunyai ruang untuk mengembangkan paham radikalisme dan terorisme. “Ada 13 orang yang kembali dari Suriah, bergabung dengan ISIS,” ujarnya, Sabtu, 19 Mei 2018.
Baca: Jejak Teror Pimpinan ISIS Indonesia Aman Abdurrahman
Yade juga memerintahkan 33 Kepolisian Sektor di Polres Malang bersiaga. Mereka diinstruksikan untuk mengawasi lingkungan sekitar, termasuk menurunkan bhabinkamtibmas di setiap desa dan kelurahan untuk deteksi dini. Termasuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan di setiap kampung.
“Meningkatkan pengamanan wilayah dengan hidupkan kembali siskamling dan kepedulian warga untuk peduli lingkungan sekitar, termasuk melibatkan Ketua RT, RW, camat, dan kepala desa,” ujarnya. Apabila ada hal yang mencurigakan, kata dia, diminta segera melapor ke kepolisian.
Pengawasan terhadap warga Malang yang terindikasi pernah bergabung dengan ISIS ini dilakukan setelah Densus 88 Antiteror Polri menangkap Syamsul Arif alias Abu Umar, 37 tahun, di Perumahan Banjararum Asri Blok BB No. 9, RT 15 RW 11 Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada Selasa 15 Mei 2018 sekitar pukul 02.00 WIB. Syamsul merupakan Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dia diduga sebagai dalang dalam aksi pengeboman di gereja Surabaya akhir pekan lalu. “Dia Ketua JAD Jawa Timur,” ujarnya.
Baca: Bos ISIS Indonesia Aman Abdurrahman Dituntut Hukuman Mati
Data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan sekitar 1.200 Warga Negara Indonesia (WNI) bergabung dengan ISIS. Sebanyak 18 di antaranya berasal dari Jawa Timur, termasuk warga Malang.
Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur tengah, Soubar Isman, saat berdialog dengan takmir masjid di Malang, menyatakan tengah mewaspadai warga Jawa Timur yang sempat mengikuti latihan militer ISIS di Suriah. Sebagian telah kembali ke tanah air. "Dilakukan pendekatan persuasif kepada mereka," ujarnya.
TEMPO.CO, Malang - Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar, Yade Setiawan Ujung menugasi jajarannya untuk mengawasi sejumlah warga Malang yang terindikasi sempat bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut Yade, sebagian dari mereka bahkan pernah mengikuti latihan militer di sana.
Pengawasan ini dilakukan untuk sebagai antisipasi pasca-terjadinya teror bom di sejumlah tempat di Surabaya pada 13-14 Mei lalu. Selain itu, langkah tersebut dilakukan untuk memastikan agar mereka tidak mempunyai ruang untuk mengembangkan paham radikalisme dan terorisme. “Ada 13 orang yang kembali dari Suriah, bergabung dengan ISIS,” ujarnya, Sabtu, 19 Mei 2018.
Baca: Jejak Teror Pimpinan ISIS Indonesia Aman Abdurrahman
Yade juga memerintahkan 33 Kepolisian Sektor di Polres Malang bersiaga. Mereka diinstruksikan untuk mengawasi lingkungan sekitar, termasuk menurunkan bhabinkamtibmas di setiap desa dan kelurahan untuk deteksi dini. Termasuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan di setiap kampung.
“Meningkatkan pengamanan wilayah dengan hidupkan kembali siskamling dan kepedulian warga untuk peduli lingkungan sekitar, termasuk melibatkan Ketua RT, RW, camat, dan kepala desa,” ujarnya. Apabila ada hal yang mencurigakan, kata dia, diminta segera melapor ke kepolisian.
Pengawasan terhadap warga Malang yang terindikasi pernah bergabung dengan ISIS ini dilakukan setelah Densus 88 Antiteror Polri menangkap Syamsul Arif alias Abu Umar, 37 tahun, di Perumahan Banjararum Asri Blok BB No. 9, RT 15 RW 11 Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada Selasa 15 Mei 2018 sekitar pukul 02.00 WIB. Syamsul merupakan Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dia diduga sebagai dalang dalam aksi pengeboman di gereja Surabaya akhir pekan lalu. “Dia Ketua JAD Jawa Timur,” ujarnya.
Baca: Bos ISIS Indonesia Aman Abdurrahman Dituntut Hukuman Mati
Data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan sekitar 1.200 Warga Negara Indonesia (WNI) bergabung dengan ISIS. Sebanyak 18 di antaranya berasal dari Jawa Timur, termasuk warga Malang.
Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur tengah, Soubar Isman, saat berdialog dengan takmir masjid di Malang, menyatakan tengah mewaspadai warga Jawa Timur yang sempat mengikuti latihan militer ISIS di Suriah. Sebagian telah kembali ke tanah air. "Dilakukan pendekatan persuasif kepada mereka," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Polisi Awasi Warga Malang yang Terindikasi Sempat Gabung ISIS"
Post a Comment