Search

Tolak tenaga kerja asing jadi tuntutan para buruh di Malang saat ...

Merdeka.com - Tolak tenaga kerja asing menjadi salah satu tuntutan para demonstran Hari Buruh atau May Day di Kota Malang, Jawa Timur. Aksi massa diikuti oleh ratusan buruh yang terbagi dalam berbagai elemen organisasi buruh.

BERITA TERKAIT

Aksi dipusatkan di Jalan Tugu Bundar Kota Malang dengan masing-masing menggunakan sound sistem di atas truk. Massa bergerak dari titik kumpul masing-masing dengan melakukan long march.

Massa Front Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) bergerak dari Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Massa mengajukan 10 tuntutan dengan point pertama menolak Perpres No 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA).

"Tuntutan kita ada 10 poin, yang pertama menolak Peraturan Presiden tentang Tenaga Kerja Asing (TKA)," kata Lutfie Hafid, Ketua FPBI Malang Raya di Jalan Tugu Kota Malang, Selasa (1/5).

Kehadiran tenaga kerja asing akan mempersulit tenaga kerja lokal. Keberadaan mereka harus dilakukan pemantauan yang ketat dan dibatasi. "Selain itu, mereka memiliki skill lebih baik, ini ancaman bagi tenaga kerja lokal. Apalagi buruh saat ini sudah mulai kehilangan roh perjuangan.

Aksi May Day di Malang 2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko

Secara bergantian massa menggelar orasi dan membentang poster. Mereka menolak buruh kontrak, menolak upah murah dan menuntut mengembalikan fungsi pengawasan tenaga kerja. Massa juga menggelar aksi teatrikal tentang intervensi tenaga kerja asing yang mulai menggilas tenaga kerja lokal.

Sementara itu, massa Aliansi Perjuangan Rakyat Malang menggelar aksinya di sisi barat. Massa bergerak dari Stadion Gajayana menuju Balaikota Malang.

Massa yang yang di antaranya dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar orasi dari atas truk. Mereka membentangkan spanduk di antaranya 'Wujudkan Persatuan Perjuangan Rakyat, Hancurkan Tirani Kekuasaan Modal', 'Outsourcing sama dengan Perbudakan' dan lain-lain.

Massa lain yang menggelar aksi di tempat yang sama dari Aliansi Rakyat Malang Bersatu. Tidak ketinggalan massa juga menyorot isu pekerja asing.

"Kedatangan pekerja asing ke Indonesia akan mengakibatkan banyak buruh di-PHK, apalagi tenaga kerja lokal minta gaji naik," kata Agus Muin, koordinator aksi.

Keberadaan tenaga asing semakin menekan posisi buruh. Buruh lokal akan semakin terpinggirkan dan terkorbankan. Muin menegaskan bahwa pemerintah belum membuat kebijakan yang pro terhadap buruh. Pemerintah justru memihak kepada para pengusaha.

Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, 700 personel diterjunkan untuk mengamankan aksi May Day. Tiga kelompok yang memang telah menyampaikan pemberitahuan. "Hingga saat ini aksi berlangsung aman dan tertib, tidak ada yang dikhawatirkan," katanya.

Massa aksi terus berlangsung, hingga pukul 12.00 WIB aksi terus berlangsung. Kendati dengan tujuan nyaris sama, polisi memisahkan massa aksi dengan pagar berduri. [bal]

Let's block ads! (Why?)

Merdeka.com - Tolak tenaga kerja asing menjadi salah satu tuntutan para demonstran Hari Buruh atau May Day di Kota Malang, Jawa Timur. Aksi massa diikuti oleh ratusan buruh yang terbagi dalam berbagai elemen organisasi buruh.

BERITA TERKAIT

Aksi dipusatkan di Jalan Tugu Bundar Kota Malang dengan masing-masing menggunakan sound sistem di atas truk. Massa bergerak dari titik kumpul masing-masing dengan melakukan long march.

Massa Front Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) bergerak dari Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Massa mengajukan 10 tuntutan dengan point pertama menolak Perpres No 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA).

"Tuntutan kita ada 10 poin, yang pertama menolak Peraturan Presiden tentang Tenaga Kerja Asing (TKA)," kata Lutfie Hafid, Ketua FPBI Malang Raya di Jalan Tugu Kota Malang, Selasa (1/5).

Kehadiran tenaga kerja asing akan mempersulit tenaga kerja lokal. Keberadaan mereka harus dilakukan pemantauan yang ketat dan dibatasi. "Selain itu, mereka memiliki skill lebih baik, ini ancaman bagi tenaga kerja lokal. Apalagi buruh saat ini sudah mulai kehilangan roh perjuangan.

Aksi May Day di Malang 2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko

Secara bergantian massa menggelar orasi dan membentang poster. Mereka menolak buruh kontrak, menolak upah murah dan menuntut mengembalikan fungsi pengawasan tenaga kerja. Massa juga menggelar aksi teatrikal tentang intervensi tenaga kerja asing yang mulai menggilas tenaga kerja lokal.

Sementara itu, massa Aliansi Perjuangan Rakyat Malang menggelar aksinya di sisi barat. Massa bergerak dari Stadion Gajayana menuju Balaikota Malang.

Massa yang yang di antaranya dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar orasi dari atas truk. Mereka membentangkan spanduk di antaranya 'Wujudkan Persatuan Perjuangan Rakyat, Hancurkan Tirani Kekuasaan Modal', 'Outsourcing sama dengan Perbudakan' dan lain-lain.

Massa lain yang menggelar aksi di tempat yang sama dari Aliansi Rakyat Malang Bersatu. Tidak ketinggalan massa juga menyorot isu pekerja asing.

"Kedatangan pekerja asing ke Indonesia akan mengakibatkan banyak buruh di-PHK, apalagi tenaga kerja lokal minta gaji naik," kata Agus Muin, koordinator aksi.

Keberadaan tenaga asing semakin menekan posisi buruh. Buruh lokal akan semakin terpinggirkan dan terkorbankan. Muin menegaskan bahwa pemerintah belum membuat kebijakan yang pro terhadap buruh. Pemerintah justru memihak kepada para pengusaha.

Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, 700 personel diterjunkan untuk mengamankan aksi May Day. Tiga kelompok yang memang telah menyampaikan pemberitahuan. "Hingga saat ini aksi berlangsung aman dan tertib, tidak ada yang dikhawatirkan," katanya.

Massa aksi terus berlangsung, hingga pukul 12.00 WIB aksi terus berlangsung. Kendati dengan tujuan nyaris sama, polisi memisahkan massa aksi dengan pagar berduri. [bal]

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tolak tenaga kerja asing jadi tuntutan para buruh di Malang saat ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.