Puluhan driver awalnya meluruk kantor perwakilan Grab Kota Malang di Jalan Laksda Adi Sucipto, Blimbing, Kota Malang, Selasa (15/1/2019), pagi. Di sana, para driver menggelar orasi dan melengkapi diri dengan berbagai poster bertulis akan tuntutan mereka.
Tak puas dengan respon manajemen, para driver beralih dengan menggelar unjuk rasa depan Gedung DPRD Kota Malang. Di sana, para driver kembali berorasi, yang menginginkan kembalinya sistem dan pencairan bonus.
Sistem baru dianggap para driver sangat merugikan. Penghitungan dengan sistem berlian diminta segera dihapus.
"Kami inginnya kembali ke sistem lama, tarif dinaikkan dan menghapus berlian. Di mana penghitungan bonus harus mengikuti sistem yang diterapkan, itu sangat merugikan," terang Koko (37), salah satu driver yang ikut dalam aksi.
Dikatakan Koko, jika awalnya penerapan bonus tidak menerapkan sistem berlian, sehingga bonus bisa didapatkan sangat banyak. Bila sehari, misalnya, akan mampu menghasilkan sampai Rp 200 ribu.
Tetapi setelah pemberlakuan sistem baru, penghasilan para driver langsung terjun bebas, karena target untuk memperoleh bonus sangat tinggi.
"Harapan kami bisa kembali ke 21 trip atau 27 trip dalam penghitungan perjalanan (order). Jangan terlalu tinggi dipatok minimal 28 trip," harapnya diamini para driver lain.
Beberapa anggota DPRD Kota Malang keluar menemui para driver yang menggelar aksi dengan berkumpul depan pintu gerbang kantor DPRD. Wakil rakyat berjanji akan mengakomodir tuntutan para driver. Aparat kepolisian terlihat mengawal selama jalannya aksi.
Awal Desember 2018 lalu, puluhan driver Grab di Kota Malang banyak yang memilih migrasi ke Go-jek. Mereka menilai Go-jek lebih menguntungkan para driver.
(iwd/iwd)
Puluhan driver awalnya meluruk kantor perwakilan Grab Kota Malang di Jalan Laksda Adi Sucipto, Blimbing, Kota Malang, Selasa (15/1/2019), pagi. Di sana, para driver menggelar orasi dan melengkapi diri dengan berbagai poster bertulis akan tuntutan mereka.
Tak puas dengan respon manajemen, para driver beralih dengan menggelar unjuk rasa depan Gedung DPRD Kota Malang. Di sana, para driver kembali berorasi, yang menginginkan kembalinya sistem dan pencairan bonus.
Sistem baru dianggap para driver sangat merugikan. Penghitungan dengan sistem berlian diminta segera dihapus.
"Kami inginnya kembali ke sistem lama, tarif dinaikkan dan menghapus berlian. Di mana penghitungan bonus harus mengikuti sistem yang diterapkan, itu sangat merugikan," terang Koko (37), salah satu driver yang ikut dalam aksi.
Dikatakan Koko, jika awalnya penerapan bonus tidak menerapkan sistem berlian, sehingga bonus bisa didapatkan sangat banyak. Bila sehari, misalnya, akan mampu menghasilkan sampai Rp 200 ribu.
Tetapi setelah pemberlakuan sistem baru, penghasilan para driver langsung terjun bebas, karena target untuk memperoleh bonus sangat tinggi.
"Harapan kami bisa kembali ke 21 trip atau 27 trip dalam penghitungan perjalanan (order). Jangan terlalu tinggi dipatok minimal 28 trip," harapnya diamini para driver lain.
Beberapa anggota DPRD Kota Malang keluar menemui para driver yang menggelar aksi dengan berkumpul depan pintu gerbang kantor DPRD. Wakil rakyat berjanji akan mengakomodir tuntutan para driver. Aparat kepolisian terlihat mengawal selama jalannya aksi.
Awal Desember 2018 lalu, puluhan driver Grab di Kota Malang banyak yang memilih migrasi ke Go-jek. Mereka menilai Go-jek lebih menguntungkan para driver.
(iwd/iwd)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Grab di Malang Demo, Tuntut Sistem dan Bonus Berpihak ke Driver - detikNews"
Post a Comment