Search

Kemacetan di Kota Malang Makin Parah, Pengamat Tranportasi : Rp 20 Miliar Terbuang Sia-sia - Surya

SURYA.co.id | MALANG - Kemacetan di Kota Malang dari waktu ke waktu semakin parah.

Pengamat transportasi asal Universitas Brawijaya Ludfi Djakfar Phd mengatakan, kemacetan di Kota Malang sudah masuk kategori merah.

“Bahwa memang kondisi kinerja lalu lintas di Kota Malang pada taraf mau merah. Kalau diistilahkan, hijau, kuning, sudah lebih dari kuning. Tidak hanya liburan, hari biasa sudh macet. Harus ada sesuatu yang dibenahi,” ujar Ludfi saat dihubungi SURYA.co.id melalui sambungan telefon, Selasa (1/1/2019).

Apalagi dengan terbukanya jalur tol nanti.

Diprediksi, kemacetan di Kota Malang semakin meningkat.

Jalur tol menurut Ludfi bukan untuk memperbaiki kinerja transportasi di Kota Malang, justru Kota Malang hanya menjadi tempat penampungan masuknya kendaraan dari luar kota, khususnya Kota Surabaya.

“Yang perlu dipahami tol bukan untuk memperbaiki kinerja Kota Malang. Tapi menuju Kota Malang. Malang hanya tempat penampungan. Artinya kemudian, adanya jarignan jalan tol ini justru harus diantisipasi karena gulanya tambah banyak di Kota Malang. Semut luar biasa akan masuk ke Kota Malang sebagai tempat wisata, pendidikan, maka akan menjadi lebih padat,” jelasnya.

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Malang.

Jika bisa diatur dengan baik, justru akan memunculkan keuntungan bagi masyarakat Kota Malang.

Khususnya disektor perekonomian. Namun hal sebaliknya juga mengancam jika tidak diatur dengan baik.

Let's block ads! (Why?)

SURYA.co.id | MALANG - Kemacetan di Kota Malang dari waktu ke waktu semakin parah.

Pengamat transportasi asal Universitas Brawijaya Ludfi Djakfar Phd mengatakan, kemacetan di Kota Malang sudah masuk kategori merah.

“Bahwa memang kondisi kinerja lalu lintas di Kota Malang pada taraf mau merah. Kalau diistilahkan, hijau, kuning, sudah lebih dari kuning. Tidak hanya liburan, hari biasa sudh macet. Harus ada sesuatu yang dibenahi,” ujar Ludfi saat dihubungi SURYA.co.id melalui sambungan telefon, Selasa (1/1/2019).

Apalagi dengan terbukanya jalur tol nanti.

Diprediksi, kemacetan di Kota Malang semakin meningkat.

Jalur tol menurut Ludfi bukan untuk memperbaiki kinerja transportasi di Kota Malang, justru Kota Malang hanya menjadi tempat penampungan masuknya kendaraan dari luar kota, khususnya Kota Surabaya.

“Yang perlu dipahami tol bukan untuk memperbaiki kinerja Kota Malang. Tapi menuju Kota Malang. Malang hanya tempat penampungan. Artinya kemudian, adanya jarignan jalan tol ini justru harus diantisipasi karena gulanya tambah banyak di Kota Malang. Semut luar biasa akan masuk ke Kota Malang sebagai tempat wisata, pendidikan, maka akan menjadi lebih padat,” jelasnya.

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Malang.

Jika bisa diatur dengan baik, justru akan memunculkan keuntungan bagi masyarakat Kota Malang.

Khususnya disektor perekonomian. Namun hal sebaliknya juga mengancam jika tidak diatur dengan baik.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kemacetan di Kota Malang Makin Parah, Pengamat Tranportasi : Rp 20 Miliar Terbuang Sia-sia - Surya"

Post a Comment

Powered by Blogger.