
Kemacetan saat mudik atau balik Lebaran akan kembali terlihat di beberapa titik jalur, seperti Lawang
MALANGTIMES - Pengamatan transportasi Universitas Brawijaya Malang Ludfi Djakfar PhD menyampaikan bahwa kemacetan Kota Malang sudah masuk dalam zona merah. Karena itu, jika tidak ingin bertambah parah, sebelum tol Malang-Pandaan (Mapan) benar-benar berfungsi, maka pemerintah dituntut segara mencari jalan keluar yang tepat.
Ketika tol sudah berfungsi sebagaimana mestinya, Ludfi mengatakan tingkat kepadatan kendaraan akan bertambah lebih banyak. Masyarakat dari berbagai daerah akan berduyun-duyun datang berwisata ataupun mengenyam pendidikan di Kota Malang. Sebab, akses untuk menuju kota yang juga berjuluk Kota Bunga ini semakin terbuka luas. "Keberadaan tol ini harus diantisipasi secepatnya," ucap Ludfi.
Keberadaan tol Mapan itu, sambung dia, menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Malang. Ketika mampu diatasi dengan baik, maka akan berujung pada kesejahteraan masyarakat. Tentunya taraf perekonomian masyarakat akan mengalami peningkatan.
Namun jika tidak, maka akan timb kerugian yang diprediksi lumayan besar. Sebab, dalam studi kasus yang pernah ia lakukan di titik kemacetan Jalan Borobudur hingga kawasan Soekarno-Hatta, total ada sekitar Rp 20 miliar perputaran uang yang terbuang sia-sia. "Maka jelas harus segera ada pembenahan," imbuhnya.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk melakukan pembenahan di antaranya perbaikan sistem jaringan jalan. Apalagi, sudah lama sekali tidak ada sistem jaringan jalan baru di Kota Malang.
Selanjutnya merealisasikan rencana pembuatan jalan lingkar timur, lingkar barat, hingga jalan tambus dari Tlogomas ke Tunggulwulung sampai ke Sudimoro. Rencana yang sudah dikaji oleh ahlinya itu dia harapkan untuk segera direalisasikan secepatnya. (*)

Kemacetan saat mudik atau balik Lebaran akan kembali terlihat di beberapa titik jalur, seperti Lawang
MALANGTIMES - Pengamatan transportasi Universitas Brawijaya Malang Ludfi Djakfar PhD menyampaikan bahwa kemacetan Kota Malang sudah masuk dalam zona merah. Karena itu, jika tidak ingin bertambah parah, sebelum tol Malang-Pandaan (Mapan) benar-benar berfungsi, maka pemerintah dituntut segara mencari jalan keluar yang tepat.
Ketika tol sudah berfungsi sebagaimana mestinya, Ludfi mengatakan tingkat kepadatan kendaraan akan bertambah lebih banyak. Masyarakat dari berbagai daerah akan berduyun-duyun datang berwisata ataupun mengenyam pendidikan di Kota Malang. Sebab, akses untuk menuju kota yang juga berjuluk Kota Bunga ini semakin terbuka luas. "Keberadaan tol ini harus diantisipasi secepatnya," ucap Ludfi.
Keberadaan tol Mapan itu, sambung dia, menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Malang. Ketika mampu diatasi dengan baik, maka akan berujung pada kesejahteraan masyarakat. Tentunya taraf perekonomian masyarakat akan mengalami peningkatan.
Namun jika tidak, maka akan timb kerugian yang diprediksi lumayan besar. Sebab, dalam studi kasus yang pernah ia lakukan di titik kemacetan Jalan Borobudur hingga kawasan Soekarno-Hatta, total ada sekitar Rp 20 miliar perputaran uang yang terbuang sia-sia. "Maka jelas harus segera ada pembenahan," imbuhnya.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk melakukan pembenahan di antaranya perbaikan sistem jaringan jalan. Apalagi, sudah lama sekali tidak ada sistem jaringan jalan baru di Kota Malang.
Selanjutnya merealisasikan rencana pembuatan jalan lingkar timur, lingkar barat, hingga jalan tambus dari Tlogomas ke Tunggulwulung sampai ke Sudimoro. Rencana yang sudah dikaji oleh ahlinya itu dia harapkan untuk segera direalisasikan secepatnya. (*)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemacetan Kota Malang Sudah Zona Merah, Harus Berbenah sebelum Tol Mapan Berfungsi - Malang Times NEWS"
Post a Comment