Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jawa Timur, Susy Susilawati, mengatakan, dompet elektronik yang disebut Jeera Wallet ini hanya dapat dioperasikan dengan identifikasi sidik jari.
Dengan begitu, jelas Susy, warga binaan tidak perlu lagi membawa uang tunai. Sebab selain tidak aman, hal ini juga berpotensi menjadi alat penyelewengan.
Saldo pun dibatasi hanya maksimal sebesar Rp 1 juta untuk masing-masing warga binaan. Karena terhubung langsung dengan Koperasi Pemasyarakatan Indonesia (KOPASINDO), maka hasil penjualan karya warga binaan juga dapat 'ditabung' di sini, untuk kemudian dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan harian mereka.
"Jika dulunya sulit mendeteksi, kini akan mudah melalui Jeera Wallet, penjara akan menjadi lingkungan cashless. Potensi kreativitas (hasil karya) warga binaan akan bisa tersalurkan dengan maksimal, banyak diminati pasar dan pada akhirnya menunjang kesejahteraan bagi warga binaan," beber Susy.
Susy menambahkan, tahun ini aplikasi tersebut akan diperkenalkan di setidaknya 10 lapas, salah satunya di Lapas Lowokwaru. "Target minimal 10 lapas tahun ini, dua kali lipat tahun 2019 dan 2020 seluruh lapas sudah menjalankan aplikasi ini," sambung Susy.
"Belanja tidak lagi pakai uang tunai, keluarga, kerabat atau kawan-kawan warga binaan bisa mengirim melalui virtual account, dan warga binaan bisa langsung belanja dengan sidik jari," papar Koordinator Program Jeera Foundation Tonny HP.
Selain itu, pihaknya juga memiliki concern pada program pembinaan terhadap warga lapas. Tujuannya agar ketika kembali ke tengah masyarakat, warga binaan sudah memiliki keahlihan atau brand sendiri yang sudah dirintis sejak di dalam lapas.
"Selain menjalankan aplikasi non tunai, kami juga menaruh perhatian sangat lebih terhadap program revitalisasi pemasyarakatan yang digagas Kemenkum HAM, karena salah satunya adalah menurunkan peredaran uang tunai di dalam penjara," ungkapnya terpisah.
Turut hadir dalam peluncuran Jeera Wallet, Bupati Malang Rendra Kresna dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan stakeholder lainnya.
(lll/lll)
Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jawa Timur, Susy Susilawati, mengatakan, dompet elektronik yang disebut Jeera Wallet ini hanya dapat dioperasikan dengan identifikasi sidik jari.
Dengan begitu, jelas Susy, warga binaan tidak perlu lagi membawa uang tunai. Sebab selain tidak aman, hal ini juga berpotensi menjadi alat penyelewengan.
Saldo pun dibatasi hanya maksimal sebesar Rp 1 juta untuk masing-masing warga binaan. Karena terhubung langsung dengan Koperasi Pemasyarakatan Indonesia (KOPASINDO), maka hasil penjualan karya warga binaan juga dapat 'ditabung' di sini, untuk kemudian dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan harian mereka.
"Jika dulunya sulit mendeteksi, kini akan mudah melalui Jeera Wallet, penjara akan menjadi lingkungan cashless. Potensi kreativitas (hasil karya) warga binaan akan bisa tersalurkan dengan maksimal, banyak diminati pasar dan pada akhirnya menunjang kesejahteraan bagi warga binaan," beber Susy.
Susy menambahkan, tahun ini aplikasi tersebut akan diperkenalkan di setidaknya 10 lapas, salah satunya di Lapas Lowokwaru. "Target minimal 10 lapas tahun ini, dua kali lipat tahun 2019 dan 2020 seluruh lapas sudah menjalankan aplikasi ini," sambung Susy.
"Belanja tidak lagi pakai uang tunai, keluarga, kerabat atau kawan-kawan warga binaan bisa mengirim melalui virtual account, dan warga binaan bisa langsung belanja dengan sidik jari," papar Koordinator Program Jeera Foundation Tonny HP.
Selain itu, pihaknya juga memiliki concern pada program pembinaan terhadap warga lapas. Tujuannya agar ketika kembali ke tengah masyarakat, warga binaan sudah memiliki keahlihan atau brand sendiri yang sudah dirintis sejak di dalam lapas.
"Selain menjalankan aplikasi non tunai, kami juga menaruh perhatian sangat lebih terhadap program revitalisasi pemasyarakatan yang digagas Kemenkum HAM, karena salah satunya adalah menurunkan peredaran uang tunai di dalam penjara," ungkapnya terpisah.
Turut hadir dalam peluncuran Jeera Wallet, Bupati Malang Rendra Kresna dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan stakeholder lainnya.
(lll/lll)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Khusus Napi, Belanja di Koperasi Lapas Malang Cukup Pakai Sidik ..."
Post a Comment