
JawaPos.com – Kota Malang menyabet peringkat ke-2 bidang Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) tingkat Jawa Timur (Jatim). Capaian ini merupakan pertama kalinya. Penghargaan diterima langsung Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jatim di Gedung Grand City Covention and Exhibition, Surabaya, Selasa (9/4).
Sofyan Edi mengatakan, penghargaan ini patut disyukuri. Apalagi Kota Malang baru pertama kali meraihnya. “Tentu menjadi starting poin yang baik untuk melangkah lebih maju dan lebih produktif,” ujar Sofyan.
Penghargaan yang diraih diharapkan menjadi motivasi untuk membawa Kota Malang menjadi lebih baik. “Karena model-model perencanaan secara tematik yang digawangi Barenlitbang Kota Malang mendapat apresiasi yang positif,” terangnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, selama ini penguatan pembangunan di Jatim menggunakan strategi quadro helix. Yakni, melalui partisipatori, kolaborasi, kerja bersama dan gotong-royong yang dijadikan pondasi strategis pembangunan. “Karenanya sinergi antara birokrasi, akademisi, pelaku usaha dan masyarakat, menjadi poin penting,” papar Khofifah.
Ketimpangan perekonomian antara kota dan desa masih tinggi. Berdasarkan data, angka kemiskinan desa sebesar 15,21 persen dan angka kemiskinan kota sebesar 6,97 persen. Sementara secara akumulatif, kemiskinan di Jatim mencapai 10,85 persen.
“Yang unik justru rasio gini desa lebih rendah dibandingkan kota. Artinya, gap ekonomi di desa tidak selebar di kota,” imbuh Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu.
Belum meratanya gerak pembangunan juga tampak dari PDRB Jatim yang masih ditopang 8 daerah. Adalah Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Kota Kediri.

JawaPos.com – Kota Malang menyabet peringkat ke-2 bidang Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) tingkat Jawa Timur (Jatim). Capaian ini merupakan pertama kalinya. Penghargaan diterima langsung Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jatim di Gedung Grand City Covention and Exhibition, Surabaya, Selasa (9/4).
Sofyan Edi mengatakan, penghargaan ini patut disyukuri. Apalagi Kota Malang baru pertama kali meraihnya. “Tentu menjadi starting poin yang baik untuk melangkah lebih maju dan lebih produktif,” ujar Sofyan.
Penghargaan yang diraih diharapkan menjadi motivasi untuk membawa Kota Malang menjadi lebih baik. “Karena model-model perencanaan secara tematik yang digawangi Barenlitbang Kota Malang mendapat apresiasi yang positif,” terangnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, selama ini penguatan pembangunan di Jatim menggunakan strategi quadro helix. Yakni, melalui partisipatori, kolaborasi, kerja bersama dan gotong-royong yang dijadikan pondasi strategis pembangunan. “Karenanya sinergi antara birokrasi, akademisi, pelaku usaha dan masyarakat, menjadi poin penting,” papar Khofifah.
Ketimpangan perekonomian antara kota dan desa masih tinggi. Berdasarkan data, angka kemiskinan desa sebesar 15,21 persen dan angka kemiskinan kota sebesar 6,97 persen. Sementara secara akumulatif, kemiskinan di Jatim mencapai 10,85 persen.
“Yang unik justru rasio gini desa lebih rendah dibandingkan kota. Artinya, gap ekonomi di desa tidak selebar di kota,” imbuh Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu.
Belum meratanya gerak pembangunan juga tampak dari PDRB Jatim yang masih ditopang 8 daerah. Adalah Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Kota Kediri.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kota Malang Raih Penghargaan Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah - Jawa Pos"
Post a Comment