MALANG - Senin ini (12/3/2018) genap enam belas hari pasca kematian eks Wakapolda Sumatera Utara Kombes Pol (Purn) Agus Samad, kepolisian masih kesulitan mengungkap penyebab kematian korban yang ditemukan meninggal dunia dengan bersimpah darah di taman belakang rumahnya.
Dalam rentang waktu tersebut ditemukan fakta menarik yang dapat dicermati, berikut rangkuman faktanya:
1. Korban Meninggal Ditinggal Istri ke Bali di Hari ke-13
Ada mitos bagi sebagian orang angka 13 merupakan angka yang dianggap kurang beruntung. Akibat mitos tersebut beberapa orang menghindari angka berbau 13.
Entah kebetulan atau tidak, meninggalnya Kombes Pol (Purn) Agus Samad di rumahnya terjadi usai sang istri meninggalkan korban di rumah sendiri di hari ke-13. Istri korban Suhartatik pergi ke Bali guna mengurus bisnis rumah makan yang dimiliki keluarganya.
"Ibu (Suhartatik) memang saat itu pergi ke Bali mengurus rumah makan makannya. Meninggalnya hari ke-13 setelah ditinggal," ungkap Sofyan adik kedelapan Agus Samad.
2. Misteri Tali Rafia di Balkon dan Bercak Darah
Korban Kombes Pol (Purn) Agus Samad ditemukan meninggal oleh Gunaryo, petugas keamanan kompleks perumahan Bukit Dieng Permai dan warga setempat di taman belakang rumah dengan kondisi tubuh penuh sayatan di paha dan tangan.
Menariknya kaki kanan korban terikat tali rafia hitam yang terulur dari balkon lantai 3 rumahnya dengan ukuran lebih panjang dari tinggi bangunan rumah. Bukan hanya itu saja, ada bercak darah dalam jumlah banyak di ruang makan yang berjarak sekitar 10 meter dari ditemukannya korban di taman belakang dan lantai 2 rumahnya.
"Dugaan kami korban sudah kehilangan darah sekitar 1 liter bahkan lebih. Apakah masih kuat seseorang berjalan bahkan naik di lantai atas dengan kondisi seperti itu," beber Kasat Reskrim AKP Ambuka Yudha.
Tali rafia dan bercak darah inilah yang menyulitkan kepolisian mengidentifikasi kematiannya. Apakah korban dibunuh atau menyayat tubuhnya sendiri di ruang makan mengeluarkan darah cukup banyak ataukah ia meloncat dari atap rumahnya mengingat ditemukan tali rafia yang terikat dari balkon atas.
"Di kaki korban terdapat bekas ikatan tali rafia hitam yang terikat dari lantai 3 rumah korban. Saat dievakuasi juga masih keluar darah segar dari tangannya," ujar Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Pihak kepolisian masih kesulitan mengaitkan antara jejak bercak darah di ruang makan, tali rafia yang terpasang di kaki korban, dan bercak darah di lantai atas.
Bahkan untuk mengecek bercak darah di ruang makan dan melakukan olah TKP, polisi mendatangkan dokter forensik guna menjelaskan keadaan fisik korban sebelum meninggal.
"Dokter dikerahkan guna menjelaskan bagaimana kondisi fisik korban satu kejadian. Dokter yang lebih ahli dalam pengetahuan tubuh manusia," tambah Ambuka.
Sebelumnya
1 / 8
MALANG - Senin ini (12/3/2018) genap enam belas hari pasca kematian eks Wakapolda Sumatera Utara Kombes Pol (Purn) Agus Samad, kepolisian masih kesulitan mengungkap penyebab kematian korban yang ditemukan meninggal dunia dengan bersimpah darah di taman belakang rumahnya.
Dalam rentang waktu tersebut ditemukan fakta menarik yang dapat dicermati, berikut rangkuman faktanya:
1. Korban Meninggal Ditinggal Istri ke Bali di Hari ke-13
Ada mitos bagi sebagian orang angka 13 merupakan angka yang dianggap kurang beruntung. Akibat mitos tersebut beberapa orang menghindari angka berbau 13.
Entah kebetulan atau tidak, meninggalnya Kombes Pol (Purn) Agus Samad di rumahnya terjadi usai sang istri meninggalkan korban di rumah sendiri di hari ke-13. Istri korban Suhartatik pergi ke Bali guna mengurus bisnis rumah makan yang dimiliki keluarganya.
"Ibu (Suhartatik) memang saat itu pergi ke Bali mengurus rumah makan makannya. Meninggalnya hari ke-13 setelah ditinggal," ungkap Sofyan adik kedelapan Agus Samad.
2. Misteri Tali Rafia di Balkon dan Bercak Darah
Korban Kombes Pol (Purn) Agus Samad ditemukan meninggal oleh Gunaryo, petugas keamanan kompleks perumahan Bukit Dieng Permai dan warga setempat di taman belakang rumah dengan kondisi tubuh penuh sayatan di paha dan tangan.
Menariknya kaki kanan korban terikat tali rafia hitam yang terulur dari balkon lantai 3 rumahnya dengan ukuran lebih panjang dari tinggi bangunan rumah. Bukan hanya itu saja, ada bercak darah dalam jumlah banyak di ruang makan yang berjarak sekitar 10 meter dari ditemukannya korban di taman belakang dan lantai 2 rumahnya.
"Dugaan kami korban sudah kehilangan darah sekitar 1 liter bahkan lebih. Apakah masih kuat seseorang berjalan bahkan naik di lantai atas dengan kondisi seperti itu," beber Kasat Reskrim AKP Ambuka Yudha.
Tali rafia dan bercak darah inilah yang menyulitkan kepolisian mengidentifikasi kematiannya. Apakah korban dibunuh atau menyayat tubuhnya sendiri di ruang makan mengeluarkan darah cukup banyak ataukah ia meloncat dari atap rumahnya mengingat ditemukan tali rafia yang terikat dari balkon atas.
"Di kaki korban terdapat bekas ikatan tali rafia hitam yang terikat dari lantai 3 rumah korban. Saat dievakuasi juga masih keluar darah segar dari tangannya," ujar Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Pihak kepolisian masih kesulitan mengaitkan antara jejak bercak darah di ruang makan, tali rafia yang terpasang di kaki korban, dan bercak darah di lantai atas.
Bahkan untuk mengecek bercak darah di ruang makan dan melakukan olah TKP, polisi mendatangkan dokter forensik guna menjelaskan keadaan fisik korban sebelum meninggal.
"Dokter dikerahkan guna menjelaskan bagaimana kondisi fisik korban satu kejadian. Dokter yang lebih ahli dalam pengetahuan tubuh manusia," tambah Ambuka.
Sebelumnya
1 / 8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 Misteri Tewasnya Eks Wakapolda Sumut di Malang, Kasusnya ..."
Post a Comment