Search

Tiga Bulan Sita 1.400 Lembar Uang Palsu di Malang Raya, Makin ...

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Malang kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu (upal). Apalagi saat ini memasuki tahun politik, yang dinilai rawan beredarnya uang palsu.

Kepala KPBI Malang Dudi Herawadi mengatakan saat ini uang palsu banyak beredar. Apalagi saat ini memasuki tahun politik, yang dinilai semakin rawan tersebarnya uang palsu.

"Kami terus mengawasi peredaran uang palsu ini, karena memang masih ada saja beredar. Masyarakat juga harus berhati-hati dengan peredaran uang palsu," ujar Dudi, Jumat (16/3/2018).

Berdasarkan data, sepanjang Januari - Maret 2018, KPBI Malang telah mengamankan 1.400 lembar uang palsu. Rata-rata didominasi pecahan nominal seperti Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu emisi tahun 2016.

Sedangkan selama tahun 2017 lalu, KPBI Malang menemukan 5.385 lembar uang palsu. Hasil temuan upal tersebut didominasi, pecahan menyerupai Rp 100 ribu dan pecahan Rp 50 ribu.

Dudi menambahkan, pada momen Pilkada seperti saat ini, peredaran uang semakin banyak. Peredaran itu antara lain melibatkan uang di APBN maupun APBD untuk keperluan pelaksanaan Pilkada. Di sisi lain, calon kepala daerah juga mengeluarkan biaya politik untuk berkontestasi.

"Politik melibatkan APBN, APBD, dan partisipasi Paslon (pasangan calon). Pasti semakin banyak pula uang yang dibutuhkan. Makanya kami antisipasi beredarnya upal," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi KPBI Malang Rini Mustikaningsih mengatakan, untuk mengantisipasi temuan upal, pihaknya melakukan beberapa cara. Antara lain, KPBI Malang menyosialisasikan ciri keaslian uang.

"Sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah dilakukan setiap bulan, melibatkan pelajar di sekolah, juga mahasiswa di perguruan tinggi," imbuh Rini.

Rini juga mengimbau masyarakat bertransaksi secara hati-hati dan di tempat terang sehingga mudah dalam mengenali keaslian uang. 

Let's block ads! (Why?)

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Malang kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu (upal). Apalagi saat ini memasuki tahun politik, yang dinilai rawan beredarnya uang palsu.

Kepala KPBI Malang Dudi Herawadi mengatakan saat ini uang palsu banyak beredar. Apalagi saat ini memasuki tahun politik, yang dinilai semakin rawan tersebarnya uang palsu.

"Kami terus mengawasi peredaran uang palsu ini, karena memang masih ada saja beredar. Masyarakat juga harus berhati-hati dengan peredaran uang palsu," ujar Dudi, Jumat (16/3/2018).

Berdasarkan data, sepanjang Januari - Maret 2018, KPBI Malang telah mengamankan 1.400 lembar uang palsu. Rata-rata didominasi pecahan nominal seperti Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu emisi tahun 2016.

Sedangkan selama tahun 2017 lalu, KPBI Malang menemukan 5.385 lembar uang palsu. Hasil temuan upal tersebut didominasi, pecahan menyerupai Rp 100 ribu dan pecahan Rp 50 ribu.

Dudi menambahkan, pada momen Pilkada seperti saat ini, peredaran uang semakin banyak. Peredaran itu antara lain melibatkan uang di APBN maupun APBD untuk keperluan pelaksanaan Pilkada. Di sisi lain, calon kepala daerah juga mengeluarkan biaya politik untuk berkontestasi.

"Politik melibatkan APBN, APBD, dan partisipasi Paslon (pasangan calon). Pasti semakin banyak pula uang yang dibutuhkan. Makanya kami antisipasi beredarnya upal," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi KPBI Malang Rini Mustikaningsih mengatakan, untuk mengantisipasi temuan upal, pihaknya melakukan beberapa cara. Antara lain, KPBI Malang menyosialisasikan ciri keaslian uang.

"Sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah dilakukan setiap bulan, melibatkan pelajar di sekolah, juga mahasiswa di perguruan tinggi," imbuh Rini.

Rini juga mengimbau masyarakat bertransaksi secara hati-hati dan di tempat terang sehingga mudah dalam mengenali keaslian uang. 

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tiga Bulan Sita 1.400 Lembar Uang Palsu di Malang Raya, Makin ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.