SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra MGMP (Musyawarah Guru Bahasa Indonesia) SMP/MTs Kota Malang diisi berbagai kegiatan, Selasa (23/10/2018). Antara lain launching buku kolaborasi 11 guru Bahasa Indonesia berjudul "Kini Lelahku, Esok Indahku" di SMPN 13.
Mereka bergabung dalam Komunitas Guru Menulis. "Awalnya setahun lalu MGMP Bahasa Indonesia bikin workshop. Setahun kemudian baru dilaunching buku ini," jelas Kusmiati, guru Bahasa Indonesia SMP Islam Sabillilah Kota Malang pada Suryamalang.com.
Agar intensif, pasca workshop itu ia membuat grup WA. Beberapa anggota grup adalah pengurus MGMP. Arah dari komunitas itu adalah guru-guru juga mampu menulis. "Tentang pengalaman guru di kelas. Sebagai langkah awal, paling mudah menulis idenya tentang hal-hal yang tak jauh dari kegiatan guru," paparnya.
Di tengah kesibukan mengajar, mengurus rumah tangga atau organisasi di luar atau kelelahan pulang kerja, 11 guru berusaha menyelesaikan tulisannya. Sehingga masing-masing punya tulisan.
"Bu Kus (Kusmiati) ini bagian yang "ngitik-ngitik" agar menulis," cerita Musyarofah, guru Bahasa Indonesia di SMP Islam Maarif 02 Kota Malang. Dalam kurun waktu sebulan, buku kolaborasi diselesaikan dan dicetak. Buku ini juga sudah ber ISBN.
Dijelaskan Rumi Widyanti, Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kota Malang, ia mengapresiasi buku dari para guru BI ini. Sebab pasca workshop terbentuk komunitas. "Guru-guru BI lain pasti juga jadi semangat menulis. Ini arahnya malah ingin bisa menulis sendiri-sendiri," papar guru BI di SMPN 21 Kota Malang ini.
Tapi mungkin ada guru yang condong ke tulisan ilmiah. Misalkan tentang media pembelajaran, strategi pembelajaran dll," papar Rumi. Para guru berharap agar apa yang ada di tulisan ini bisa menjadi inspirasi buat orang lain. Selain itu, nanti jika makin banyak guru yang menulis, maka bisa jadi zona aman buat siswa. Antara lain karena kontennya.
Di buku itu, Kusmiati menulis " Tinta Merah Buat Si Tora". Inspirasinya dari tulisan di media ada siswa yang mengajak gurunya berwisata ke luar negeri. Katanya, ketika ada anak bermasalah di sekolah, biasanya dimulai dari masalah di rumah.
Dan kata-kata guru yang super bisa menjadi penyemangat siswa agar tak larut. Sedang Musyarofah mengangkat judul SMP Ngudi Ilmu yang mengangkat tentang siswa kelas 7 yang tergabung dalam kelompok belajar atau tutor sebaya. Dimana siswa memperhatikan kebersamaan antar teman. Sehingga tidak murni belajar.
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra MGMP (Musyawarah Guru Bahasa Indonesia) SMP/MTs Kota Malang diisi berbagai kegiatan, Selasa (23/10/2018). Antara lain launching buku kolaborasi 11 guru Bahasa Indonesia berjudul "Kini Lelahku, Esok Indahku" di SMPN 13.
Mereka bergabung dalam Komunitas Guru Menulis. "Awalnya setahun lalu MGMP Bahasa Indonesia bikin workshop. Setahun kemudian baru dilaunching buku ini," jelas Kusmiati, guru Bahasa Indonesia SMP Islam Sabillilah Kota Malang pada Suryamalang.com.
Agar intensif, pasca workshop itu ia membuat grup WA. Beberapa anggota grup adalah pengurus MGMP. Arah dari komunitas itu adalah guru-guru juga mampu menulis. "Tentang pengalaman guru di kelas. Sebagai langkah awal, paling mudah menulis idenya tentang hal-hal yang tak jauh dari kegiatan guru," paparnya.
Di tengah kesibukan mengajar, mengurus rumah tangga atau organisasi di luar atau kelelahan pulang kerja, 11 guru berusaha menyelesaikan tulisannya. Sehingga masing-masing punya tulisan.
"Bu Kus (Kusmiati) ini bagian yang "ngitik-ngitik" agar menulis," cerita Musyarofah, guru Bahasa Indonesia di SMP Islam Maarif 02 Kota Malang. Dalam kurun waktu sebulan, buku kolaborasi diselesaikan dan dicetak. Buku ini juga sudah ber ISBN.
Dijelaskan Rumi Widyanti, Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kota Malang, ia mengapresiasi buku dari para guru BI ini. Sebab pasca workshop terbentuk komunitas. "Guru-guru BI lain pasti juga jadi semangat menulis. Ini arahnya malah ingin bisa menulis sendiri-sendiri," papar guru BI di SMPN 21 Kota Malang ini.
Tapi mungkin ada guru yang condong ke tulisan ilmiah. Misalkan tentang media pembelajaran, strategi pembelajaran dll," papar Rumi. Para guru berharap agar apa yang ada di tulisan ini bisa menjadi inspirasi buat orang lain. Selain itu, nanti jika makin banyak guru yang menulis, maka bisa jadi zona aman buat siswa. Antara lain karena kontennya.
Di buku itu, Kusmiati menulis " Tinta Merah Buat Si Tora". Inspirasinya dari tulisan di media ada siswa yang mengajak gurunya berwisata ke luar negeri. Katanya, ketika ada anak bermasalah di sekolah, biasanya dimulai dari masalah di rumah.
Dan kata-kata guru yang super bisa menjadi penyemangat siswa agar tak larut. Sedang Musyarofah mengangkat judul SMP Ngudi Ilmu yang mengangkat tentang siswa kelas 7 yang tergabung dalam kelompok belajar atau tutor sebaya. Dimana siswa memperhatikan kebersamaan antar teman. Sehingga tidak murni belajar.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "11 Guru Bahasa Indonesia di Kota Malang Berkolaborasi Menulis ..."
Post a Comment