SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang dalam kondisi menipis. Ini setelah jumlah pendonor darah di PMI Kabupaten Malang sejak bulan puasa hingga hari ini dalam kondisi minim.
Kepala Bagian Pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Malang, Sri Hartami mengatakan, kondisi stok darah hingga hari ini untuk golongan A sebanyak 21 kantong, golongan B sebanyak 40 kantong, golongan AB sebanyak 22 kantong, dan golongan 0 sebanyak 6 kantong.
"Itu jumlah stok darah di PMI pada pagi hari ini, kami perkirakan sampai sore nanti stok darah bisa habis untuk memenuhi permintaan pasien dari berbagai rumah sakit," kata Sri Hartami di tengah peringatan Hari Palang Merah ke 155 dan Bulan Sabit Merah Dunia, Kamis (5/7/2018).
Dijelaskan Sri Hartami, sebenarnya PMI Kabupaten Malang memiliki sekitar 12 ribu pendonor aktif. Hanya saja, para pendonor aktif tersebut belum kembali maksimal untuk melakukan donor darah sejak bulan puasa sampai sekarang ini. Di samping itu, pendonor aktif dari Sekolah-sekolah di Kabupaten Malang banyak nihil dikarenakan masih libur sekolah.
"Makanya, kami mengharapkan masyarakat untuk kembali melakukan donor darah untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasien di Rumah Sakit," ucap Sri Hartami.
Memang, diakui Sri Hartami, permintaan darah dari sejumlah rumah sakit di Kabupaten Malang atau dari luar daerah perharinya mencapai kisaran 30 kantong darah. Dengan demikian, dalam sebulan kebutuhan kantong darah dari RS yang disediakan PMI Kabupaten Malang mencapai 1.000 hingga 1,200 kantor darah. Di samping itu, setiap harinya PMI juga mengisi stok darah di bank darah RSUD Kanjuruhan.
"Untuk itu, kami saat ini khawatir juga tidak dapat memenuhi permintaan stok darah dari RS karena pendonor belum maksimal," ucap Sri Hartami.
Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Malang, H Rendra Kresna mengatakan, pihaknya mengharap semua instandi dan warga Kabupaten Malang untuk kembali berdonor darah. Karena bagaimanapun, satu kantong darah dari satu pendonor akan bisa menolong satu nyawa.
"Segi kemanusiaan menolong sesama inilah yang harus dibangkitkan dengan melakukan donor darah sehingga tidak terjadi kekosongan stok darah," kata Rendra Kresna.
Memang, diakui Rendra Kresna, mahalnya biaya pengadaan kantong darah beserta alat pendukungnya yang mencapai Rp 250 ribu per kantong seringkali menjadi kendala dalam penyediaan stok darah. Ini dikarenakan biaya yang diperoleh PMI dari rumah sakit hanya kisaran Rp 90 ribu perkantong atau masih belum seimbang dengan biaya pengadaan kantong darah.
Dengan demikian, PMI hanya bisa mengandalkan bantuan dana dari Pemkab Malang dan warga donatur dana di PMI Kabupaten Malang untuk menutup biaya pengadaan kantong darah.
"Mudah-mudahan saja dengan adanya kepedulian dari Bapak Kapolres Malang yang bersedia menjadi Ketua penggalang dana PMI maka kesulitan biaya yang dibutuhkan PMI bisa teratasi," tutur Rendra Kresna
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang dalam kondisi menipis. Ini setelah jumlah pendonor darah di PMI Kabupaten Malang sejak bulan puasa hingga hari ini dalam kondisi minim.
Kepala Bagian Pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Malang, Sri Hartami mengatakan, kondisi stok darah hingga hari ini untuk golongan A sebanyak 21 kantong, golongan B sebanyak 40 kantong, golongan AB sebanyak 22 kantong, dan golongan 0 sebanyak 6 kantong.
"Itu jumlah stok darah di PMI pada pagi hari ini, kami perkirakan sampai sore nanti stok darah bisa habis untuk memenuhi permintaan pasien dari berbagai rumah sakit," kata Sri Hartami di tengah peringatan Hari Palang Merah ke 155 dan Bulan Sabit Merah Dunia, Kamis (5/7/2018).
Dijelaskan Sri Hartami, sebenarnya PMI Kabupaten Malang memiliki sekitar 12 ribu pendonor aktif. Hanya saja, para pendonor aktif tersebut belum kembali maksimal untuk melakukan donor darah sejak bulan puasa sampai sekarang ini. Di samping itu, pendonor aktif dari Sekolah-sekolah di Kabupaten Malang banyak nihil dikarenakan masih libur sekolah.
"Makanya, kami mengharapkan masyarakat untuk kembali melakukan donor darah untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasien di Rumah Sakit," ucap Sri Hartami.
Memang, diakui Sri Hartami, permintaan darah dari sejumlah rumah sakit di Kabupaten Malang atau dari luar daerah perharinya mencapai kisaran 30 kantong darah. Dengan demikian, dalam sebulan kebutuhan kantong darah dari RS yang disediakan PMI Kabupaten Malang mencapai 1.000 hingga 1,200 kantor darah. Di samping itu, setiap harinya PMI juga mengisi stok darah di bank darah RSUD Kanjuruhan.
"Untuk itu, kami saat ini khawatir juga tidak dapat memenuhi permintaan stok darah dari RS karena pendonor belum maksimal," ucap Sri Hartami.
Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Malang, H Rendra Kresna mengatakan, pihaknya mengharap semua instandi dan warga Kabupaten Malang untuk kembali berdonor darah. Karena bagaimanapun, satu kantong darah dari satu pendonor akan bisa menolong satu nyawa.
"Segi kemanusiaan menolong sesama inilah yang harus dibangkitkan dengan melakukan donor darah sehingga tidak terjadi kekosongan stok darah," kata Rendra Kresna.
Memang, diakui Rendra Kresna, mahalnya biaya pengadaan kantong darah beserta alat pendukungnya yang mencapai Rp 250 ribu per kantong seringkali menjadi kendala dalam penyediaan stok darah. Ini dikarenakan biaya yang diperoleh PMI dari rumah sakit hanya kisaran Rp 90 ribu perkantong atau masih belum seimbang dengan biaya pengadaan kantong darah.
Dengan demikian, PMI hanya bisa mengandalkan bantuan dana dari Pemkab Malang dan warga donatur dana di PMI Kabupaten Malang untuk menutup biaya pengadaan kantong darah.
"Mudah-mudahan saja dengan adanya kepedulian dari Bapak Kapolres Malang yang bersedia menjadi Ketua penggalang dana PMI maka kesulitan biaya yang dibutuhkan PMI bisa teratasi," tutur Rendra Kresna
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Stok Darah PMI Kabupaten Malang Menipis"
Post a Comment