Setidaknya ada 600 hektare lahan cabai di Ngantang yang tersebar di tiga desa. Yakni Ngantru, Pandansari dan Sidodadi. Dari jumlah itu, sebagian besar berada di wilayah Ngantru berdekatan dengan Bendungan Selorejo.
Gemini menyerang saat tanaman cabai baru saja ditanam. Serangan virus ini mudah dikenali, dengan berubahnya warna daun menjadi kuning.
"Sekarang produksi menurun dratis, hampir 50 persen lahan cabai terserang virus gemini. Masa panen sudah mulai April lalu. Harga pun jatuh, hari ini Rp 32 ribu/kg tingkat petani," ungkap Evi Sriwidayati, penyuluh pertanian lapangan wilayah Ngantang, Senin (23/7/2018).
Serangan virus gemini, kata dia, juga terjadi pada tahun lalu. Dampaknya sama, jumlah produksi menurun jauh dari target. Selain faktor cuaca, virus yang dibawa vektor kutu bulu berwarna putih menyerang seluruh lahan yang baru ditanam cabai.
"Tahun lalu juga begitu, kualitas benih bisa menjadi penyebabnya, selain cuaca. Angin menyebarkan virus dengan cepat, termasuk lahan yang mendapat bantuan tanam cabai dari pemerintah," bebernya.
Dia mengatakan, belum ditemukan cara tepat dalam mengatasi serangan virus gemini terhadap tanaman cabai petani. Pihaknya hanya mengimbau petani mengikuti pola pencegahan yang sudah disampaikan.
"Petani ya begitu, kadang menurut kadang juga tidak bila disampaikan bagaimana mengatasi serangan virus gemini. Cara termudah adalah dengan menanam jenis tanaman tertentu, seperti jagung dan lain-lain di sekitar lahan cabai, untuk mencegah penyebaran virus," ujarnya.
Dia menambahkan, tahun kemarin lima kelompok tani mendapat bantuan tanaman cabai dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang. Mereka tersebar di tiga desa yakni Ngantru, Pandansari dan Sidodadi.
Seperti 2017 lalu, Ngantang kembali digelontor bantuan tanam cabai rawit dari Kementan melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang. Paket bantuan berupa benih, pupuk, sarana produksi hingga peralatan tanam diberikan kepada kelompok tani penerima bantuan.
Tahun ini, Pemkab Malang kembali mendapatkan alokasi bantuan tanam cabai rawit seluas 150 hektare. Rencananya, ada 27 kelompok tani yang memperoleh bantuan tersebut. Namun hingga kini, belum dibeberkan secara detil kelompok tani mana saja penerima bantuan dari Kementerian Pertanian ini.
Pengadaan fasilitas bantuan sarana produksi cabai rawit dimenangkan oleh PT Aeron Anugerah Jaya yang beralamat di Pakis, Kabupaten Malang, dengan nilai tawar Rp 3,2 miliar. Sedangkan untuk pengadaan fasiliras bantuan sarana produksi cabai besar senilai Rp 1,1 miliar dimenangkan Berkah Bumi Lestari beralamat di Jalan Sidomakmur 79, Kabupaten Malang.
(fat/fat)
Setidaknya ada 600 hektare lahan cabai di Ngantang yang tersebar di tiga desa. Yakni Ngantru, Pandansari dan Sidodadi. Dari jumlah itu, sebagian besar berada di wilayah Ngantru berdekatan dengan Bendungan Selorejo.
Gemini menyerang saat tanaman cabai baru saja ditanam. Serangan virus ini mudah dikenali, dengan berubahnya warna daun menjadi kuning.
"Sekarang produksi menurun dratis, hampir 50 persen lahan cabai terserang virus gemini. Masa panen sudah mulai April lalu. Harga pun jatuh, hari ini Rp 32 ribu/kg tingkat petani," ungkap Evi Sriwidayati, penyuluh pertanian lapangan wilayah Ngantang, Senin (23/7/2018).
Serangan virus gemini, kata dia, juga terjadi pada tahun lalu. Dampaknya sama, jumlah produksi menurun jauh dari target. Selain faktor cuaca, virus yang dibawa vektor kutu bulu berwarna putih menyerang seluruh lahan yang baru ditanam cabai.
"Tahun lalu juga begitu, kualitas benih bisa menjadi penyebabnya, selain cuaca. Angin menyebarkan virus dengan cepat, termasuk lahan yang mendapat bantuan tanam cabai dari pemerintah," bebernya.
Dia mengatakan, belum ditemukan cara tepat dalam mengatasi serangan virus gemini terhadap tanaman cabai petani. Pihaknya hanya mengimbau petani mengikuti pola pencegahan yang sudah disampaikan.
"Petani ya begitu, kadang menurut kadang juga tidak bila disampaikan bagaimana mengatasi serangan virus gemini. Cara termudah adalah dengan menanam jenis tanaman tertentu, seperti jagung dan lain-lain di sekitar lahan cabai, untuk mencegah penyebaran virus," ujarnya.
Dia menambahkan, tahun kemarin lima kelompok tani mendapat bantuan tanaman cabai dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang. Mereka tersebar di tiga desa yakni Ngantru, Pandansari dan Sidodadi.
Seperti 2017 lalu, Ngantang kembali digelontor bantuan tanam cabai rawit dari Kementan melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang. Paket bantuan berupa benih, pupuk, sarana produksi hingga peralatan tanam diberikan kepada kelompok tani penerima bantuan.
Tahun ini, Pemkab Malang kembali mendapatkan alokasi bantuan tanam cabai rawit seluas 150 hektare. Rencananya, ada 27 kelompok tani yang memperoleh bantuan tersebut. Namun hingga kini, belum dibeberkan secara detil kelompok tani mana saja penerima bantuan dari Kementerian Pertanian ini.
Pengadaan fasilitas bantuan sarana produksi cabai rawit dimenangkan oleh PT Aeron Anugerah Jaya yang beralamat di Pakis, Kabupaten Malang, dengan nilai tawar Rp 3,2 miliar. Sedangkan untuk pengadaan fasiliras bantuan sarana produksi cabai besar senilai Rp 1,1 miliar dimenangkan Berkah Bumi Lestari beralamat di Jalan Sidomakmur 79, Kabupaten Malang.
(fat/fat)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ratusan Hektar Lahan Cabai di Malang Terserang Virus Gemini"
Post a Comment