SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Limbah tahu di Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dijadikan nata de soya oleh lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mereka adalah Fitri Rachmadita, Hairil Fiqri, M Nugrah Fadhillah, Sarah Devi, dan Nabilah Rizka.
Mereka mengembangkan SUPER SOYA (Sustainable Utilization and Production System of Soya By-Product). Ini merupakan inovasi produk pangan kaya gizi untuk PKM pengabdian masyarakat dibawah bimbingan Yusuf Hendrawan, STP MApp Life Sc PhD.
"Di Dusun Tegal Pasangan, Desa Pakiskembar ada 11 rumah produksi tahu yang mampu mengolah 100 kg sampai 1000 kg kedelai sehingga menjadi tahu putih setiap harinya" ujar Fitri Rachmadita, ketua tim kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (29/7/2018).
Maka bisa dibayangkan berapa limbah dari produksi tahunya. Ada delapan karung ampas padat dan tujuh drum atau sekitar 28.000 l limbah cair (whey) setiap harinya dari pengolahan tahu putih. Hal ini memberi dampak pada lingkungan.
Namun di sisi lain, whey tahu mengandung protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan jika diolah dengan benar. Karena itulah dijadikan produk nata de soya. Biasanya nata dari kelapa, lidah buaya dll.
Proses pembuatannya pun relatif mudah karena hanya membutuhkan pemanasan dan penambahan gula, cuka serta starter saja. Untuk itu, tim memberikan pelatihan pengolahan limbah pada PKK dan karang taruna sehingga menjadi produk pangan dan bernilai tinggi di dusun itu.
Limbah cair selain bisa untuk nata de soya dan minuman probiotik. Sedang limbah tahu yang padat bisa diolah menjadi abon tahu. Cara membuat abon tahu, proses pembuatannya mirip bikin serundeng kelapa. Cukup ditambah bumbu dan disangrai hingga kering.
Program pengabdian masyarakat ini juga dilengkapi pelatihan pengemasan dan pemasaran produk yang dihasilkan.
"Harapannya, program kami ini bisa mengangkat taraf ekonomi penduduk. Sekaligus mengatasi masalah lingkungan atas program pengolahan produk berbasis zero waste," kata dia.
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Limbah tahu di Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dijadikan nata de soya oleh lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mereka adalah Fitri Rachmadita, Hairil Fiqri, M Nugrah Fadhillah, Sarah Devi, dan Nabilah Rizka.
Mereka mengembangkan SUPER SOYA (Sustainable Utilization and Production System of Soya By-Product). Ini merupakan inovasi produk pangan kaya gizi untuk PKM pengabdian masyarakat dibawah bimbingan Yusuf Hendrawan, STP MApp Life Sc PhD.
"Di Dusun Tegal Pasangan, Desa Pakiskembar ada 11 rumah produksi tahu yang mampu mengolah 100 kg sampai 1000 kg kedelai sehingga menjadi tahu putih setiap harinya" ujar Fitri Rachmadita, ketua tim kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (29/7/2018).
Maka bisa dibayangkan berapa limbah dari produksi tahunya. Ada delapan karung ampas padat dan tujuh drum atau sekitar 28.000 l limbah cair (whey) setiap harinya dari pengolahan tahu putih. Hal ini memberi dampak pada lingkungan.
Namun di sisi lain, whey tahu mengandung protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan jika diolah dengan benar. Karena itulah dijadikan produk nata de soya. Biasanya nata dari kelapa, lidah buaya dll.
Proses pembuatannya pun relatif mudah karena hanya membutuhkan pemanasan dan penambahan gula, cuka serta starter saja. Untuk itu, tim memberikan pelatihan pengolahan limbah pada PKK dan karang taruna sehingga menjadi produk pangan dan bernilai tinggi di dusun itu.
Limbah cair selain bisa untuk nata de soya dan minuman probiotik. Sedang limbah tahu yang padat bisa diolah menjadi abon tahu. Cara membuat abon tahu, proses pembuatannya mirip bikin serundeng kelapa. Cukup ditambah bumbu dan disangrai hingga kering.
Program pengabdian masyarakat ini juga dilengkapi pelatihan pengemasan dan pemasaran produk yang dihasilkan.
"Harapannya, program kami ini bisa mengangkat taraf ekonomi penduduk. Sekaligus mengatasi masalah lingkungan atas program pengolahan produk berbasis zero waste," kata dia.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang Ubah Limbah Tahu ..."
Post a Comment