JAKARTA, KOMPAS.com - Selama lebih dari ratusan tahun, keluarga Oei Tiong Ham dan keturunannya (leluhur dari pemilik Tugu Group) membawa banyak artefak dari negara-negara Indochina menggunakan sebuah kapal angkut bernama Hiap Eng Moh.
Pada masa itu, kapal ini membawa hasil perkebunan Nederlands Oost Indië (Hindia Belanda) untuk diperdagangkan ke luar negeri. Sepulang dari perjalanan, kapal tersebut diisi oleh artefak dan karya seni dari negara-negara Indochina. Menjadi milik pribadi Raden Adjeng Kasinem, seorang wanita bangsawan Jawa yang menjadi istri pertama Oei Tiong Ham pada 1883.
Barang-barang antik tersebut kini dapat dilihat di Restoran Saigonsan di Jalan Kahuripan Nomor 7, Malang, Jawa Timur.
"Ini merupakan perayaan kuliner dan budaya untuk daerah Indochina. Mengusung tema pasar malam, ada ruang Arts of The Gods, Seni untuk Para Dewata dengan karta seni Indochina bersejarah," kata Guest Relation Hotel Tugu Malang Richard Wardana dalam acara media gathering di Restoran Tugu Kunstring Paleis, Selasa (24/7/2018).
Selain barang-baran antik bertema Indochina, pengunjung juga dapat menikmati aneka kuliner modern Thailand dan Vietnam di Saigonsan. Sebut saja mie kuah khas Vietnam Pho, pancake khas Vietnma Banh Xeo, lumpia khas Thailand Paw Pia Thawt, dan ayam goreng bungkus padan khas Thailand Cha Ca La Vong.
Saigonsan yang termasuk dalam Tugu Group, terletak persis di sebelah Hotel Tugu Malang. Tempat yang cocok untuk menikmati hawa terbuka Malang dan menyelami sejarah Indochina.
Harga makanan di Saigonsan berkisar dari Rp 38.000 - Rp 188.000, buka dari pukul 15.00-23.00 WIB setiap hari.
Beberapa barang di Saigonsan juga merupakan pemberian dari anggota kerajaan Thailand, yang berkunjung ke kediaman pemilik Tugu Group di Malang dan Blitar.
Restoran ini dijelaskan juga sebagai penghormatan putra Oei Tiong Ham yang meninggal di Bangkok, Thailand. Ia dikenal mencintai budaya, kesenian, tradisi, arsitektur dan masakan Thailand serta Indocina
JAKARTA, KOMPAS.com - Selama lebih dari ratusan tahun, keluarga Oei Tiong Ham dan keturunannya (leluhur dari pemilik Tugu Group) membawa banyak artefak dari negara-negara Indochina menggunakan sebuah kapal angkut bernama Hiap Eng Moh.
Pada masa itu, kapal ini membawa hasil perkebunan Nederlands Oost Indië (Hindia Belanda) untuk diperdagangkan ke luar negeri. Sepulang dari perjalanan, kapal tersebut diisi oleh artefak dan karya seni dari negara-negara Indochina. Menjadi milik pribadi Raden Adjeng Kasinem, seorang wanita bangsawan Jawa yang menjadi istri pertama Oei Tiong Ham pada 1883.
Barang-barang antik tersebut kini dapat dilihat di Restoran Saigonsan di Jalan Kahuripan Nomor 7, Malang, Jawa Timur.
"Ini merupakan perayaan kuliner dan budaya untuk daerah Indochina. Mengusung tema pasar malam, ada ruang Arts of The Gods, Seni untuk Para Dewata dengan karta seni Indochina bersejarah," kata Guest Relation Hotel Tugu Malang Richard Wardana dalam acara media gathering di Restoran Tugu Kunstring Paleis, Selasa (24/7/2018).
Selain barang-baran antik bertema Indochina, pengunjung juga dapat menikmati aneka kuliner modern Thailand dan Vietnam di Saigonsan. Sebut saja mie kuah khas Vietnam Pho, pancake khas Vietnma Banh Xeo, lumpia khas Thailand Paw Pia Thawt, dan ayam goreng bungkus padan khas Thailand Cha Ca La Vong.
Saigonsan yang termasuk dalam Tugu Group, terletak persis di sebelah Hotel Tugu Malang. Tempat yang cocok untuk menikmati hawa terbuka Malang dan menyelami sejarah Indochina.
Harga makanan di Saigonsan berkisar dari Rp 38.000 - Rp 188.000, buka dari pukul 15.00-23.00 WIB setiap hari.
Beberapa barang di Saigonsan juga merupakan pemberian dari anggota kerajaan Thailand, yang berkunjung ke kediaman pemilik Tugu Group di Malang dan Blitar.
Restoran ini dijelaskan juga sebagai penghormatan putra Oei Tiong Ham yang meninggal di Bangkok, Thailand. Ia dikenal mencintai budaya, kesenian, tradisi, arsitektur dan masakan Thailand serta Indocina
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Restoran dengan Konsep Indochina dibuka di Malang"
Post a Comment