Liputan6.com, Malang - Erika Tidar Kusumawati berdiri di depan etalase, di rumahnya Jalan Prenjak Timur, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Sore itu, ia sibuk melayani beberapa pelanggan yang datang membeli pulsa telepon seluler pra bayar maupun token listrik.
Di rumahnya, salah satu kampung padat penduduk di Kota Malang. Erika membuka layanan pembelian pulsa serta loket pembayaran online dengan sistem Payment Point Online Bank (PPOB). Para pelanggannya sebagian besar adalah para tetangga di kampung.
"Biasanya mulai ramai datang ke sini sejak sore sampai malam," kata Erika di Malang, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Ia melayani pelanggan dengan SBW Mobile, aplikasi berbasis android yang diinstal pada telepon cerdas miliknya. Aplikasi itu disediakan Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita (Kopwan SBW) Malang, Jawa Timur untuk diunduh para anggotanya.
"Mulai usaha ini sejak Juli lalu, tepat setelah aplikasi diluncurkan koperasi," tutur Erika yang sudah tiga tahun jadi anggota koperasi tersebut.
Pada aplikasi SBW Mobile memang dilengkapi sejumlah fitur. Meliputi layanan pembelian token listrik, bayar tagihan air PDAM, rekening listrik, Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, isi pulsa, paket data, mengecek total tagihan dan lain sebagainya.
Ada layanan top up untuk mengisi saldo. Duit yang digunakan untuk top up bersumber dari simpanan mana suka harian (Simara) anggota koperasi. Simara layaknya tabungan, tak ada batas setoran dan bisa diambil kapanpun termasuk mengisi saldo aplikasi.
"Semua transaksi saya langsung ke koperasi dengan duit Simara itu. Kalau tidak lewat koperasi ya bisa repot karena harus satu per satu mengurus layanannya," ujar Erika.
Setiap bulan, nilai transaksi pembelian pulsa maupun pembayaran online yang dilayani Erika bisa mencapai Rp 8 juta – Rp 10 juta. Dari seluruh transaksi digital itu, ada keuntungan 15 persen – 20 persen yang didapat.
"Lumayan penghasilan tambahan. Kalau dari pembagian sisa hasil usaha koperasi hanya dapat sedikit karena memang jarang pinjam," ujar Erika.
Meski demikian, satu yang belum ada dalam aplikasi ini adalah layanan pembayaran iuran anggota termasuk transaksi pinjaman. Pengembangan aplikasi ini yang jadi pekerjaan berikutnya pengurus Kopwan SBW Malang, Jawa Timur, berikutnya.
Liputan6.com, Malang - Erika Tidar Kusumawati berdiri di depan etalase, di rumahnya Jalan Prenjak Timur, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Sore itu, ia sibuk melayani beberapa pelanggan yang datang membeli pulsa telepon seluler pra bayar maupun token listrik.
Di rumahnya, salah satu kampung padat penduduk di Kota Malang. Erika membuka layanan pembelian pulsa serta loket pembayaran online dengan sistem Payment Point Online Bank (PPOB). Para pelanggannya sebagian besar adalah para tetangga di kampung.
"Biasanya mulai ramai datang ke sini sejak sore sampai malam," kata Erika di Malang, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Ia melayani pelanggan dengan SBW Mobile, aplikasi berbasis android yang diinstal pada telepon cerdas miliknya. Aplikasi itu disediakan Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita (Kopwan SBW) Malang, Jawa Timur untuk diunduh para anggotanya.
"Mulai usaha ini sejak Juli lalu, tepat setelah aplikasi diluncurkan koperasi," tutur Erika yang sudah tiga tahun jadi anggota koperasi tersebut.
Pada aplikasi SBW Mobile memang dilengkapi sejumlah fitur. Meliputi layanan pembelian token listrik, bayar tagihan air PDAM, rekening listrik, Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, isi pulsa, paket data, mengecek total tagihan dan lain sebagainya.
Ada layanan top up untuk mengisi saldo. Duit yang digunakan untuk top up bersumber dari simpanan mana suka harian (Simara) anggota koperasi. Simara layaknya tabungan, tak ada batas setoran dan bisa diambil kapanpun termasuk mengisi saldo aplikasi.
"Semua transaksi saya langsung ke koperasi dengan duit Simara itu. Kalau tidak lewat koperasi ya bisa repot karena harus satu per satu mengurus layanannya," ujar Erika.
Setiap bulan, nilai transaksi pembelian pulsa maupun pembayaran online yang dilayani Erika bisa mencapai Rp 8 juta – Rp 10 juta. Dari seluruh transaksi digital itu, ada keuntungan 15 persen – 20 persen yang didapat.
"Lumayan penghasilan tambahan. Kalau dari pembagian sisa hasil usaha koperasi hanya dapat sedikit karena memang jarang pinjam," ujar Erika.
Meski demikian, satu yang belum ada dalam aplikasi ini adalah layanan pembayaran iuran anggota termasuk transaksi pinjaman. Pengembangan aplikasi ini yang jadi pekerjaan berikutnya pengurus Kopwan SBW Malang, Jawa Timur, berikutnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inovasi Anggota Koperasi Wanita di Malang Berbisnis dari Rumah"
Post a Comment