MALANG, Kompas.com - Paragliding Trip of Indonesia (TROI) memasuki seri kelima atau grand final di Bukit Waung, Pantai Modangan, Sumberoto, Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 23-25 November 2018.
Empat seri telah berlalu. Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat) menjadi tempat pembuka gelaran TROI edisi pertama. Kemudian berlanjut ke Kemuning (Karanganyar), Wonosobo, Mandalika (Lombok) dan terakhir Pantai Modangan (Kabupaten Malang).
Mewakili kehadiran Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Kepala Bidang Pengelolaan Olahraga Petualangan Tantangan dan Wisata Arief Nurbani mengatakan Paragliding TROI Pantai Modangan merupakan puncak atau grand final dari rangkaian seri sebelumnya.
"Ini merupakan seri grand final. Jadi akumulasi dari juara-juara seri pertama sampai keempat akan dihitung poin untuk menjadi pemenang. Nanti juara akan mendapatkan medali dan juga uang pembinaan," kata Arief Nurbani di lokasi take-off Bukit Waung, Jumat (23/11).
Untuk itu, lanjut Arief, Kemenpora berharap kedepan kawasan Bukit Waung dan Pantai Modangan mampu dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah. Karena ia yakin sejumlah potensi masih bisa digali di kawasan ini menjadi sebuah destinasi baru.
"Ini (Pantai Modangan) merupakan the hidden paradise (surga tersembunyi). Saya yakin ini bisa mengalahkan Mandalika, tapi tergantung dari Pemdanya. Tidak semua daerah dapat grand final. Ini menjadi kesempatan bagi Malang," jelasnya.
"Kalau dikemas, potensi wisatanya naik. Minimal Paralayang dulu yang masuk. Kita lihat ombaknya juga bagus. Memang untuk surfing tidak bisa, namun wind surfing itu bisa. Disini juga berpotensi untuk menggelar lomba panjat tebing dan banyak potensi lain," Arief menambahkan.
Tentu saja, hal itu akan berdampak banyak bagi pemerintah daerah dan khususnya masyarakat sekitar, terutama di sektor prestasi maupun ekonomi melalui pengembangan beragam destinasi objek wisata.
Adapun Gunarti, wanita paruh baya selaku penjual makanan berharap selepas Kejuaraan Grand Final Paragliding TROI di Pantai Modangan, akan ada event-event lain di wilayah ini agar ekonomi masyarakat sekitar turut terdongkrak.
"Saya sudah empat hari jualan disini. Jadi memang pas ada acara aja jualannya. Alhamdulillah acara ini ramai sekali, jadi pada makan di warung. Syukur-syukur ada acara seperti ini lagi biar (warung) ramai terus," ucap wanita 50 tahun itu.
Seperti diketahui, Paragliding TROI seri kelima atau babak grand final merupakan salah satu program Kemenpora dibawah payung 'Ayo Olahraga'. Sebanyak 86 atlet dari Sabang sampai Papua turut ambil bagian memburu gelar juara. Demi menyukseskan TROI, Kemenpora turut menggandeng Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI) selaku operator.
Sebelum dimulainya perlombaan Paragliding TROI Pantai Modangan, Senam Poco-poco 'Madura' dari ratusan lansia di Kabupaten Malang, turut membakar semangat peserta dan juga menjadi tanda pembuka edisi terakhir kejuaraan grand final tahun ini
MALANG, Kompas.com - Paragliding Trip of Indonesia (TROI) memasuki seri kelima atau grand final di Bukit Waung, Pantai Modangan, Sumberoto, Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 23-25 November 2018.
Empat seri telah berlalu. Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat) menjadi tempat pembuka gelaran TROI edisi pertama. Kemudian berlanjut ke Kemuning (Karanganyar), Wonosobo, Mandalika (Lombok) dan terakhir Pantai Modangan (Kabupaten Malang).
Mewakili kehadiran Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Kepala Bidang Pengelolaan Olahraga Petualangan Tantangan dan Wisata Arief Nurbani mengatakan Paragliding TROI Pantai Modangan merupakan puncak atau grand final dari rangkaian seri sebelumnya.
"Ini merupakan seri grand final. Jadi akumulasi dari juara-juara seri pertama sampai keempat akan dihitung poin untuk menjadi pemenang. Nanti juara akan mendapatkan medali dan juga uang pembinaan," kata Arief Nurbani di lokasi take-off Bukit Waung, Jumat (23/11).
Untuk itu, lanjut Arief, Kemenpora berharap kedepan kawasan Bukit Waung dan Pantai Modangan mampu dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah. Karena ia yakin sejumlah potensi masih bisa digali di kawasan ini menjadi sebuah destinasi baru.
"Ini (Pantai Modangan) merupakan the hidden paradise (surga tersembunyi). Saya yakin ini bisa mengalahkan Mandalika, tapi tergantung dari Pemdanya. Tidak semua daerah dapat grand final. Ini menjadi kesempatan bagi Malang," jelasnya.
"Kalau dikemas, potensi wisatanya naik. Minimal Paralayang dulu yang masuk. Kita lihat ombaknya juga bagus. Memang untuk surfing tidak bisa, namun wind surfing itu bisa. Disini juga berpotensi untuk menggelar lomba panjat tebing dan banyak potensi lain," Arief menambahkan.
Tentu saja, hal itu akan berdampak banyak bagi pemerintah daerah dan khususnya masyarakat sekitar, terutama di sektor prestasi maupun ekonomi melalui pengembangan beragam destinasi objek wisata.
Adapun Gunarti, wanita paruh baya selaku penjual makanan berharap selepas Kejuaraan Grand Final Paragliding TROI di Pantai Modangan, akan ada event-event lain di wilayah ini agar ekonomi masyarakat sekitar turut terdongkrak.
"Saya sudah empat hari jualan disini. Jadi memang pas ada acara aja jualannya. Alhamdulillah acara ini ramai sekali, jadi pada makan di warung. Syukur-syukur ada acara seperti ini lagi biar (warung) ramai terus," ucap wanita 50 tahun itu.
Seperti diketahui, Paragliding TROI seri kelima atau babak grand final merupakan salah satu program Kemenpora dibawah payung 'Ayo Olahraga'. Sebanyak 86 atlet dari Sabang sampai Papua turut ambil bagian memburu gelar juara. Demi menyukseskan TROI, Kemenpora turut menggandeng Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI) selaku operator.
Sebelum dimulainya perlombaan Paragliding TROI Pantai Modangan, Senam Poco-poco 'Madura' dari ratusan lansia di Kabupaten Malang, turut membakar semangat peserta dan juga menjadi tanda pembuka edisi terakhir kejuaraan grand final tahun ini
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Grand Final Paragliding TROI di Kabupaten Malang"
Post a Comment